600 Unit Motor Listrik GESITS Pesanan Konsumen Umum Dikirim Bulan Ini
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Untuk konsumen umum, Februari ini akan mulai kami kirim sekitar 600 unit," kata Harun Sjech saat dihubungi kumparan, Sabtu (1/2).
Menurut Harun, permintaan konsumen umum tidak hanya berasal dari Jakarta dan Pulau Jawa. Bahkan ia menyebut banyak permintaan dari wilayah Indonesia Timur.
Untuk itu, Harun mengatakan akan memperluas jaringan diler dan bengkel servis motor listrik GESITS, ke Indonesia Timur mulai tahun ini.
"Tahun ini kita akan tambah service center di daerah yang akan kita operasikan di luar Pulau Jawa, karena beberapa permintaan dari luar Jawa cukup banyak, terutama di Indonesia timur seperti Ambon, Irian Jaya, Maluku," jelasnya.
Menyoal infrastruktur untuk kendaraan listrik di Indonesia Timur yang masih minim, Harun menyebut tak begitu jadi masalah. Sebab, perilaku penggunaan kendaraan di sana umumnya tidak padat di Jakarta.
"Tidak ada masalah, kan bisa di-charge di rumah, lebih mudah dari pada cari bensin. Justru di sana tidak begitu sibuk mobilitasnya seperti di Jakarta, artinya pengoperasiannya dari satu titik ke titik yang lain, karena 50 kilometer sudah cukup," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Motor listrik GESITS menggendong sistem penggerak permanent magnet synchronous motor berpendingin udara yang sanggup menghasilkan tenaga 6,7 dk pada 3.600 rpm dan torsi 30 Nm pada 2.125 rpm. Saat ini pemasaran unitnya masih dilakukan dengan sistem pemesanan di situs resmi gesits.co.id.
Tambah Insentif Pajak
Menurut Harun, langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membebaskan biaya bea balik nama Kendaraan berbasis listrik murni patut diapresiasi. Namun, kemudahan insentif fiskal sebaiknya juga menyasar ke tingkat hulu, seperti dari segi industri.
"Iya BBN-KB (untuk kendaraan listrik) yang dibebaskan di Jakarta kan sudah, ada beberapa insentif fiskal lain yang bisa dikerjakan, misalnya pajak korporasi dan pajak impor untuk komponen-komponen, yang kita belum bisa bikin," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, agar ekosistem kendaraan listrik cepat terbentuk, pembangunan fasilitas pengisian daya lagi-lagi harus digalakkan bukan hanya di kota-kota besar, tapi juga di daerah-daerah.
"Tanpa adanya insentif-insentif seperti itu ya tetap bisa terbentuk ekosistemnya tapi pertumbuhannya tidak akan bisa cepat. Kan pemerintah menginginkan percepatan dari kendaraan listrik, jadi ekosistemnya harus dipikirkan, tidak cuma insentif saja, karena pasti berpengaruh sama demand dan bisnisnya berkembang," pungkasnya.