Aturan Main Berkendara Jarak Jauh, Sebaiknya Berapa Lama?

18 November 2019 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi mudik asyik bersama keluargaa Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi mudik asyik bersama keluargaa Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berkendara jarak jauh bukan hanya soal kesiapan kendaraan bermotor. Kondisi tubuh juga harus tetap prima, terutama saat sedang mengemudi menuju tempat tujuan.
ADVERTISEMENT
Ada orang yang merasa mampu mengemudi tanpa istirahat yang cukup selama perjalanan hingga ratusan kilometer. Namun, ada juga yang cepat merasa lelah sehingga membutuhkan peregangan otot dan dapat melanjutkan perjalanan.
Beristirahat secara teratur di sela-sela mengemudi jarak jauh tidak hanya membuat tubuh agar tetap fit, tapi juga menjaga konsentrasi selama di jalan. Tentu, siapa yang tidak ingin selamat sampai tujuan? Terlebih ada keluarga atau kerabat yang sedang menunggu kita.
Lantas, sebenarnya berapa lama waktu mengemudi motor atau mobil yang dianjurkan saat berkendara jarak jauh?
Menurut Aan Gandhi dari Global Defensive Driving Consultant (GDDC), lamanya waktu berkendara jarak jauh yang ideal disarankan adalah dua jam. Sementara batas maksimal mengemudi di luar waktu istirahat yaitu 8 jam.
ADVERTISEMENT
"Disarankan mengemudi maksimal 8 jam. Itu di luar jam istirahat. jadi setiap 2 jam pertama menyetir usahakan berhenti untuk istirahat selama 30 menit, lalu jalan lagi dua jam dan beristirahat selama 1 jam dan seterusnya," kata Aan saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
Setelah maksimal mengemudi selama 8 jam, Aan menyarankan untuk memberikan waktu recovery tubuh selama 6 jam. Ini dilakukan karena sejatinya tubuh manusia memiliki jam biologis.
Jam Biologis Manusia saat Berkendara
Ilustrasi mengantuk saat berkendara. Foto: Thinkstock
Menurut Aan, pada umumnya titik tertinggi stamina manusia dimulai pada pukul 05.00 pagi saat memulai aktivitas. Ketika memasuki pukul 12.00 siang, stamina akan mulai menurun hingga mencapai titik terendah pada pukul 15.00 sore.
"Jadi hati-hati kalo kita berkendara di siang hari antara jam 12 sampai jam 3, itu kondisi mulai mengantuk, apalagi setelah makan siang, siapkan cemilan seperti permen karet, misalnya," ujar Aan.
ADVERTISEMENT
Namun, bila memang harus berkendara di siang hari, Aan membagikan dua tips untuk pengemudi jarak jauh seperti sopir truk dan angkutan lintas kota.
Pertama, ketika makan siang jangan terlalu banyak mengonsumsi nasi dan makanan lainnya yang mengandung karbohidrat karena mempercepat rasa kantuk.
"Jadi makannya apa? Boleh sayur-sayurnya yang menyegarkan, lalu minuman seperti jus buah-buahan. Yang biasa minum kopi, boleh, tapi tidak disarankan," jelasnya.
Kedua, jangan terlalu sering mengonsumsi suplemen dan minuman berenergi. Ini seringkali dilakukan pengemudi jarak jauh untuk meningkatkan stamina, padahal kandungan bahan kimia di dalamnya bisa mengintai kesehatan tubuh.
"Pernah ada suatu survei, banyak sekali sopir-sopir bus dan truk minum-minum itu (minuman berenergi tiap hari, akhirnya kena ginjal. Lebih baik perbanyak minum air putih," pungkasnya.
ADVERTISEMENT