Ban Tanpa Udara Karya TNI AD, Lebih dari 10 Kali Gagal Uji Coba

5 Agustus 2020 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ban tanpa udara karya Poltekad dengan kelenturan yang mengikuti permukaan jalan dan menyesuaikan bobot mobil. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
zoom-in-whitePerbesar
Ban tanpa udara karya Poltekad dengan kelenturan yang mengikuti permukaan jalan dan menyesuaikan bobot mobil. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
ADVERTISEMENT
Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) Kodiklat TNI AD berhasil mengembangkan inovasi ban tanpa udara. Ban tersebut terinspirasi dari model serupa yang dikembangkan salah satu produsen ban global.
ADVERTISEMENT
Riset dan pengembangan ban tanpa udara itu dilakukan secara mandiri sejak 2017. Semua proses pembuatan seperti peracikan material karet dan senyawa lain, sampai pengujiannya dilakukan di Batu, Jawa Timur.
Ban tanpa udara karya Poltekad dengan kelenturan yang mengikuti permukaan jalan dan menyesuaikan bobot mobil. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
Komandan Poltekad Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar menuturkan, ide awalnya mengikuti konsep ban tanpa udara yang sebelumnya sudah dibuat, punya durabilitas tinggi dan tahan dari berbagai macam rintangan.
"Pertama itu yang buat dari Michelin ya, kami lihat ini bagus agar kendaraan tidak mudah terhambat, salah satunya untuk menghindari kebocoran atau tusukan benda tajam atau tembakan begitu, itu yang kami buat dengan ilmu dasar yang kami miliki," ujar Nugraha saat dihubungi kumparan, Rabu (5/8).
Ban tanpa udara karya Poltekad saat diuji menginjak paku. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
Nugraha juga merinci bagaimana ban tersebut akhirnya bisa digunakan pada kendaraan operasional Kodiklat TNI AD berwujud kabin ganda, dengan modal peralatan dan bahan sederhana.
ADVERTISEMENT
Mulai dari meramu karet alami dengan senyawa kimia. Kemudian komposisi tadi dicetak menggunakan cetakan khusus untuk membuat jaringan ban yang berongga. Setelahnya, ban disambung pada material logam yang bertindak sebagai velg untuk memasangnya di as roda.
"Yang penting itu elastisitas jari-jari karet harus disesuaikan dengan kendaraan, semakin bert harus semakin kenyal dan kuat. Kalau yang ini disesuaikan dengan double cabin dengan berat 2 sampai 3 ton masih bisa menampung," katanya.
Ban tanpa udara karya Poltekad yang dipasangkan ke mobil. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD

10 kali gagal kembangkan ban tanpa udara

Dirinya juga mengungkapkan pengembangan ban tanpa udara itu bukannya tanpa hambatan. Nugraha beserta timnya beberapa kali harus mengulang dan meracik adonan karet mentah yang baru supaya mendapatkan formulasi yang tepat.
Ban pertama yang dibuatnya ternyata terlalu lunak. Belum lagi cerita soal kerekatan antara ban dan velg yang tidak kuat menahan bobot mobil.
Ban tanpa udara karya Poltekad yang dipasangkan ke mobil. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
"Waduh berapa kali ya lebih dari 10, pertama di 2018 uji jalan biasa itu bannya lepas, hingga akhirnya kami uji coba terus-menerus sampai tahan ditembak, injak paku berkali kali," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Saat itu pula Poltekad Kodiklat TNI AD telah membuat 10 ban tanpa udara. Namun tidak semuanya dalam kondisi baik ujar Nugraha. Untuk itu timnya masih mengembangkan ban yang mendekati kesempurnaan: punya durabilitas tinggi di berbagai macam permukaan jalan.
Ban tanpa udara karya Poltekad yang lepas dalam uji coba. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
"Jadi ini tentu saja masih trial and error, makanya sampai sekarang kami sudah mulai ketemu formulasinya. Minggu depan rencananya akan kami uji cbba di jalan tol, untuk menguji ketahanannya ya bukan soal kecepatan," pungkas Nugraha.

Keunggulan ban tanpa udara karya Poltekad Kodiklat TNI AD

Ban tanpa udara dengan struktur yang berbeda dari ban konvensional ini dipercaya menawarkan keunggulan yang lebih banyak.
Jika umumnya ban memiliki dinding yang berfungsi sebagai peredam dan penahan keseluruhan struktur ban, maka struktur jari-jari atau jaringan ban tanpa udara ini merepresentasaikan dua peranan tadi.
Ban tanpa udara karya Poltekad. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
Saat melintas pada bidang permukaan yang tidak rata, jari-jari akan meliuk untuk meredam benturan dan tekanan. Lalu kembali seperti bentuk semula untuk menahan bobot kendaraan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sesuai namanya, ban juga tidak membutuhkan udara. Oleh karena itu ban kebal dari kebocoran yang disebabkan oleh tertusuk paku, batu, atau ditembak peluru. "Kecuali diberondong peluru itu kemungkinan bisa rusak," katanya.
Ban tanpa udara karya Poltekad saat diuji menginjak paku. Foto: dok. tangkapan layar Youtube/TNI AD
Maka dari itu ban tanpa udara ini cocok dipasangkan pada kendaraan yang digunakan di berbagai medan jalan, seperti kendaraan taktis milik TNI AD.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona