news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Baterai Kendaraan Listrik Siap Diproduksi di Indonesia

29 Juli 2020 20:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Dok: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Dok: kumparan
ADVERTISEMENT
Baterai kendaraan listrik siap untuk diproduksi di Indonesia. Sudah ada beberapa komitmen investasi yang diterima Kementerian Perindustrian.
ADVERTISEMENT
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengatakan Indonesia memiliki ketersediaan sumber daya alam, sebagai bahan baku pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Terkait bahan baku jumlahnya mencukupi di Indonesia, seperti nikel dan kobalt. Selain itu, industri kendaraan listrik juga mulai berkembang dan memiliki fondasi pasar di dalam negeri hingga potensi ekspor,” ucapnya dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Rabu (29/7).
Soal komitmen investasi, seperti pada sektor refinery bahan baku baterai kendaraan listrik, ada PT QMB New Energy Minerals telah berinvestasi sebesar 700 juta dolar AS, di Morowali, Sulawesi Tengah.
Baterai Honda PCX Listrik. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Lalu PT Halmahera Persada Lygend berkomitmen guyur Rp 14,8 triliun di Halmahera, Maluku Utara.
Terkait dengan produksi baterai cell lithium ion, ada investasi sebesar Rp 207,5 miliar yang digelontorkan PT International Chemical Industry.
ADVERTISEMENT
Perusahaan ini akan memproduksi sebanyak 25 juta buah baterai cell lithium ion, yang setara dengan 256 MWh per tahun.
“PT International Chemical Industry akan mulai masuk tahap pra-produksi komersial pada akhir tahun 2020 dan mulai masuk tahap produksi komersial di tahun 2021,” kata Putu.

Libatkan industri dalam negeri

Tim juga dibentuk buat mendorong dan mengakselerasi keterlibatan industri dalam negeri, agar bisa mengembangkan baterai kendaraan listrik. Terdiri dari BUMN di sektor tambang dan energi seperti Mind.id, PT Antam, PT PLN, dan PT Pertamina.
Baterai Molina Mev-02 yang terpasang di bagasi belakang. Foto: Bagas Putra Riyadhana
“Mind.Id dan PT Antam akan fokus ke raw material dan refinery. Sementara itu, PT PLN dan PT Pertamina nanti fokus pada sektor hilirnya,” jelas Putu.
Saat ini, Kemenperin terus menjalin koordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan, salah satunya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait pengembangan baterai kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT

Daur ulang baterai kendaraan listrik

Salah satu isu utama yang jadi perhatian juga, terkait daur ulang baterai lithium ion bekas, menjadi bahan baku dalam memproduksi baterai baru.
“Dari berbagai kajian, baterai lithium ion dapat didaur ulang dan hasilnya 100 persen tidak ada yang terbuang sehingga tidak menghasilkan limbah B3," tuturnya.
Ini tentu sangat penting, kata Putu, sebagai penyokong produksi bahan baku baterai yang ada di berbagai wilayah. Mereka terus berkoordinasi dengan KLHK, terkait upaya daur ulang baterai lithium ion yang aman bagi lingkungan.
“Prinsipnya, kemajuan teknologi tetap harus memperhatikan kelestarian lingkungan, sehingga dampaknya dapat dirasakan baik itu untuk memajukan sektor ekonomi dan industri, sekaligus tetap menjaga kelestarian alam,” ujar Putu.
ADVERTISEMENT