Bedah 3 Teknologi pada Ban Michelin X Multi Z2, Apa Keunggulannya?

4 Maret 2020 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran Ban Michelin X Multi Z2. Foto: Bagas Putra Riyadhana
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran Ban Michelin X Multi Z2. Foto: Bagas Putra Riyadhana
ADVERTISEMENT
Perusahaan ban Michelin--PT Michelin Indonesia--meluncurkan produk terbarunya, Michelin X Multi Z2 untuk segmen truk dan bus, Senin (2/3). Direktur Komersial untuk B2B PT. Michelin Indonesia, Fritz Mueller, menyebut ban teranyar itu diklaim tersemat beberapa teknologi, sehingga lebih awet dan meningkatkan aspek keselamatan.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin memberikan produk ban yang terjamin secara safety dan keawetan untuk segmen truk dan bus. Dengan teknologi Regenion, Inficoil, dan HT Nylon bisa mendorong produktivitas serta efisiensi bisnis bagi operator kendaraan niaga," kata Fritz di tengah peluncuran Michelin X Multi Z2 di PIK Avenue, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Senin (2/3).
Lantas apa tiga teknologi tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Regenion
Peluncuran Ban Michelin X Multi Z2. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Jadi desain alur tapak dirancang untuk meminimalkan tingkat deformasi ban, atau kerusakan permukaan ban seperti benjol. Sehingga teknologi ini bisa mengurangi tekanan pada ban saat bergulir dan menurunkan konsumsi bahan bakar.
"Kami menggunakan teknik pencetakan logam tiga dimensi (3D), alur longitudinal pada ban secara otomatis memperbarui diri saat ban mulai aus, sehingga menghasilkan tingkat cengkeraman dan traksi yang kuat selama masa umur ban dan pada pemakaian di segala cuaca," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Fritz juga mengklaim ban X Multi Z2 lebih awet 20 persen dibanding seri sebelumnya yaitu X Multi Z. Karena tingkat keausan ban pada saat yang sama berkurang.
2. Inficoil
Peluncuran Ban Michelin X Multi Z2. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Dengan teknologi Inficoil, lapisan tapak diperkuat dengan kawat baja yang saling bersambung sepanjang 400 meter di dalam lapisan casing.
Menurut Fritz, penggunaan kawat baja berdaya tahan tinggi terhadap tarikan meningkatkan ketahanan ban dan mengoptimalkan kontak ban dengan permukaan jalan sehingga jarak tempuh semakin panjang.
"Hasilnya, ban yang lebih awet dan stabil, minim resiko kehilangan tekanan secara mendadak, memiliki kontrol lebih baik pada kendaraan, memiliki jarak tempuh lebih panjang saat tertusuk/bocor, serta meratakan tingkat keausan yang tidak sama," paparnya.
Michelin juga sudah melakukan percobaan di Eropa dengan dua ban kompetitor. Percobaan dilakukan dengan memasang ban pada posisi steer (depan) kendaraan besar dan di bor sedalam 6 mm.
ADVERTISEMENT
"Hasilnya X Multi Z2 dalam kondisi bocor dan dipasang pada truk besar sanggup melaju hingga 15,7 km dengan stabil, sedangkan ban kompetitor hanya 8,5 km," singgungnya.
3. HT Nylon
Peluncuran Ban Michelin X Multi Z2. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Sementara teknologi HT Nylon dirancang untuk memperkuat ketahanan bead (kawat baja pada rim pelek) pada lingkar dalam ban. Teknologi ini mengurangi potensi kerusakan ban hingga 10 persen ketika sering digunakan pada jarak jauh dan kecepatan tinggi. Hasilnya, kemampuan vulkasinisir ban pun menjadi lebih baik.
"Untuk beban yang bisa dibawa oleh ban berukuran 11R22.5 ini hingga 3.150 kg dan kecepatan maksimalnya sekitar 120 km per jam," pungkasnya.