Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Kekhawatiran jarak atau range anxiety membuat orang yang baru memiliki motor listrik kerap memiliki kebiasaan untuk terlalu sering mengisi daya kembali baterai kendaraannya, dengan dalih agar tidak cepat habis.
ADVERTISEMENT
Misalnya, baterai yang baru dicas 100 persen dan hanya terpakai 20 persen, kemudian dicas kembali. Padahal, dengan sisa daya baterai yang tersisa masih sanggup atau cukup untuk menempuh jarak yang ingin dituju.
Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM) Reza Resdie menjelaskan, pada prinsipnya baterai motor listrik, terutama jenis lithium seperti yang tersemat pada Honda EM1 e: tidak perlu sering-sering diisi dayanya kembali.
"Semua jenis baterai itu pasti ada lifecycle atau charging cycle, semakin sering di-charging maka itu akan mempercepat baterai tersebut bersirkulasi," buka Reza ditemui di Ancol, Jakarta Utara.
Lebih lanjut, Reza bilang baterai memiliki siklus penggunaan atau cycle life, yang mana dapat terus berkurang setiap kali baterai tersebut diisi daya atau dicas.
ADVERTISEMENT
“Dia kan juga punya cycling time, ketika baterai belum habis tapi sudah dicas lagi. Itu sudah terhitung satu kali, kalau semakin sering maka mencapai cycling time-nya akan semakin cepat (drop),” jelasnya.
Berkurangnya siklus penggunaan akan sangat berpengaruh dengan kemampuan kinerja baterai tersebut. Meski, lanjut Reza, kebiasaan tersebut tidak serta merta langsung membuat baterai menjadi drop.
“Ketika sudah sampai di titik tertentu baru terjadi penurunan, jadi memang enggak langsung nge-drop. Nanti ada beberapa siklus ngecas, kemudian pada periode tertentu baru mulai penurunan,” tukasnya.
Untuk itu, dirinya menyarankan, konsumen tidak perlu buru-buru untuk mengisi daya ulang baterainya kembali bila pemakaian dayanya masih sedikit. Misalnya dari 100 persen, setelah pemakaian sisa dayanya masih berkisar antara 80-20 persen.
ADVERTISEMENT
“Jadi selama baterainya masih bisa digunakan untuk berkendara, ya digunakan dulu saja. Tapi ketika sudah di bawah 30 persen, apalagi sampai 10 persen, kami punya fitur untuk pembatas daya biar konsumen lebih nyaman, sebaiknya itu dicas,” kata Reza.
“Sampai 10 persen baru dicas boleh enggak? Enggak apa-apa, yang penting kita bisa menjaga baterai unit ini enggak sampai benar-benar habis. Selama dia masih ada sisa muatan listriknya, walaupun itu cuma 10 persen, dan kita ngecas lagi, enggak masalah,” pungkasnya.
***