Bekas Motor Patwal Bung Karno Dilego Rp 150 Juta

Honda Dream 305 Eks Patwal Soekarno. (Foto: Citra Pulandi/kumparan)

Memiliki sesuatu barang dengan cerita sejarah pastinya punya daya tarik tersendiri untuk sebagian orang. Apalagi jika ada urusannya dengan masa-masa di awal kemerdekaan Indonesia. Hal itulah yang ada pada salah satu unit Honda Dream 305 Touring yang sempat ditemukan kumparanOTO, Sabtu (7/4).

Diketahui, motor produksi tahun 1962 ini merupakan salah satu motor yang pernah digunakan oleh pasukan patroli dan pengawalan (patwal) presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Salah satu tunggangan bersejarah ini sekarang tengah dipamerkan oleh salah satu lapak aksesori sepeda motor yang bermarkas di kawasan Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Urban Classic.

Pemilik Urban Classic, Ade Irawan memaparkan jika motor ini berhasil ia dapatkan sekitar lima tahun lalu (sekitar tahun 2013) di kawasan Senen. Menggunakan Honda Dream 305 Touring sebagai bahannya, motor ini diberi warna dasar putih. Aksen patwal ditonjolkan pada bagian lampu seinnya yang diberi warna biru di kanan dan merah di kiri. Selain itu bagian joknya juga diubah menjadi hanya single-seat dan bagian belakangnya menjadi tempat menaruh barang.

Berdasarkan pengakuan Ade, sejak awal kepemilikan, motor ini masih bisa bekerja cukup optimal dan minim ubahan. "Semuanya masih orisinil, mesin, bagian-bagiannya, sampai warnannya juga masih tetap sama, hanya saja dulu ada sirenenya, tapi itu sudah saya lepas. Yang kita ganti hanya karburator, karena yang aslinya kan sudah korosi karena sudah lama. Surat-suratnya juga masih ada, hanya STNK aja yang mati," kata Ade.

Ade juga menerangkan kalau sepengetahuan dia motor eks patwal Bung Karno hanya ada empat unit saja dan keempatna adalah Honda Dream 305 Touring.

"Kalau yang memang diperuntukkan untuk motor polisi cuma hanya ada empat, kalau yang untuk sipil sih banyak. Biasanya (Honda Dream 305 Touring) jadi objek motor kustom," paparnya.

Bukan hanya dipamerkan, Ade sendiri bermaksud untuk menjual motor yang berusia sudah lebih dari setengah abad ini. Ade mematok harga Rp 150 juta dengan embel-embel "masih bisa nego," sebutnya.