Berjumpa dengan VW Kodok Listrik Pertama di Indonesia

4 September 2019 18:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan eksterior VW Kodok listrik Foto: Muhammad Ikbal
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan eksterior VW Kodok listrik Foto: Muhammad Ikbal
ADVERTISEMENT
Munculnya Instruksi gubernur DKI Jakarta No. 66 Tahun 2019, yang akan membatasi usia kendaraan di ibu kota demi mengatasi masalah polusi udara, membuat para pecinta mobil klasik menjadi was-was.
ADVERTISEMENT
Mereka pun harus memutar otak, agar mobil klasik kesayangannya tetap bisa mereka rawat dan dilestarikan.
Salah satu kolektor dan pemilik mobil klasik yang juga anggota dari PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia), Rudi Susanto Rahardjo, melakukan sebuah terobosan dengan menyulap Volkswagen Kodok kesayangannya dari bermesin bensin menjadi bertenaga full electric.
Menurut penuturan Rudi, alasannya mengubah dari mesin bensin ke full electric sendiri tidak terlepas dari kekhawatirannya akan kepunahan mobil klasik apabila tidak melakukan inovasi.
"Untuk mobil klasik, tentu kita tidak ingin punah kan. Caranya bagaimana untuk survive? Ya mau tidak mau mengganti ke teknologi listrik. Toh kalau tetap mempertahankan mesin aslinya, sudah banyak yang prediksi di 2040 nanti bensin sudah tidak ada," jelas Rudi saat ditemui di sela-sela acara Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019.
VW Kodok Listrik Foto: Muhammad Ikbal
Selain untuk mempertahankan eksistensi sebuah mobil klasik, melakukan konversi dari mesin bensin ke tenaga full electric juga merupakan bentuk kepedulian dirinya terhadap masalah polusi yang terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kita semua kan tahu ya polusi di Jakarta ini sekarang seperti apa. Masa kita mau, di masa depan tidak ada alternatif lain," sambung Rudi.
Rudi menambahkan, penggunaan tenaga full electric juga nyatanya memiliki keunggulan dalam berbagai hal. Mulai dari efisiensi energi yang terbuang, hingga biaya perawatan yang dikeluarkan.
Tampilan eksterior VW Kodok listrik Foto: Muhammad Ikbal
Ubahan dengan modal Rp 1 miliar
Rudi juga menceritakan, alasannya memilih VW Super Beetle produksi 1973 sebagai basis mobil listrik klasik sendiri, tidak terlepas dari kemudahan yang dirinya dapatkan dalam memenuhi segala kebutuhan komponen elektrikalnya. Menurutnya, di Jerman dan Amerika Serikat sendiri sudah banyak tersedia berbagai komponen yang dibutuhkan untuk membangun sebuah VW Kodok full electric.
Adapun ubahan utama yang dilakukan terhadap mobil berkelir putih ini yaitu mengganti mesin combustion engine lamanya dengan 1 unit synchronous electric motor yang akan berfungsi sebagai powertrain. Sementara untuk girboksnya, Rudi mengaku masih mempertahankan bawaan mobilnya yaitu manual 4 percepatan.
Motor elektrik VW Kodok Listrik Foto: Muhammad Ikbal
Perpaduan antara motor listrik dan girboks lamanya tersebut, mampu menghasilkan tenaga sebesar 50 dk. Dan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik tersebut, mobil ini dibekali 1 buah lithium baterai berkapasitas 40 kWh.
ADVERTISEMENT
Untuk mengisi baterai tersebut hingga penuh, dibutuhkan waktu 4 hingga 5 jam agar mencapai 100 persen. Dalam kondisi baterai terisi penuh, kabarnya mobil ini dapat melaju hingga 150 kilometer.
Colokan Charging VW Kodok listrik Foto: Muhammad Ikbal
Ubahan lain yang dilakukan terhadap VW kodok electric ini yaitu, menambahkan vacum pada sistem pengereman yang berguna untuk menyimpan energi yang terbuang saat pengereman dilakukan. Tidak hanya itu saja, penggunaan vacum pada sistem pengereman tersebut juga berfungsi sebagai pengganti engine brake.
"Kalau di mesin combustion kan ada engine brake, nah di sini kita harus memiliki electric brake. Electric brake itu yaitu motor yang kita gunakan saat mengerem, itu energinya jangan terbuang, jadi harus di regeneratif," jelas Rudi.
Tampilan eksterior VW Kodok listrik Foto: Muhammad Ikbal
Sementara bagian lain dari mobil ini, masih mempertahankan model standarnya, seperti pelek berukuran 15 inci di bagian eksterior, hingga dasbor dan jok di bagian interior.
ADVERTISEMENT
Pada bagian interior, Rudi hanya menambahkan 1 indikator yang berfungsi memantau sisa kapasitas dari baterai mobil.
Tampilan interior VW Kodok listrik Foto: Muhammad Ikbal
Untuk melakukan konversi dari mesin bensin ke tenaga full electric, Rudi mengaku harus merogoh kocek sekitar 500 juta hingga Rp 1 miliar. Adapun waktu pengerjaannya sendiri memakan waktu setengah tahun.
Terakhir, dirinya berharap agar terobosan yang dirinya lakukan sebagai pecinta mobil klasik, juga dapat menginspirasi para pecinta mobil klasik lainnya.