Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mesin mobil membutuhkan pelumas atau oli untuk melindungi komponen yang bergesekan di dalamnya. Namun, pemakaian oli juga harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin mobil.
ADVERTISEMENT
Selain tingkat kekentalan, pemilik mobil juga harus memperhatikan jenis oli mesin untuk mesin bensin atau mesin Diesel. Jangan sampai salah memilih oli yang digunakan untuk mobil kesayangan.
Junior Technical Specialist Rotating Equipment and Gas Engine Pertamina Lubricant, Nurudin, mengatakan pemakaian oli mesin bensin dan diesel sebaiknya tidak disubstitusikan satu sama lain.
"Ada dampak buruk pada mesin jika pemakaian jangka panjang. Jangan disubstitusikan. Sebaiknya gunakan oli sesuai spesifikasi mesin, untuk mesin diesel atau bensin," kata Nurudin saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
Menurut Nurudin, oli mesin bensin dirancang untuk mesin dengan karakter putaran tinggi dan kandungan zat aditif detergent dan dispersant yang lebih sedikit dari oli Diesel. Jika digunakan pada mesin Diesel yang menghasilkan jelaga hasil pembakaran lebih banyak, jelaga tersebut tidak bisa ternetralisir dan tidak terlarut dengan baik
ADVERTISEMENT
"Mesin Diesel akan kekurangan zat aditif pada oli seperti deterjen dan dispersant sehingga mesin bisa jebol," jelasnya.
Namun jika terpaksa harus menggunakan oli mesin bensin pada mesin Diesel, penggantian oli harus dilakukan lebih cepat.
"Kalau biasanya kita ganti oli setiap 5.000 kilometer, jika pakai oli bensin pada mesin diesel harus lebih cepat gantinya, kalau tidak mesin bisa jebol karena zat aditifnya sudah habis di tengah jalan," paparnya.
Bagaimana jika sebaliknya, oli Diesel dipakai pada mobil mesin bensin?
Sebaliknya, oli mesin Diesel memiliki kandungan zat aditif seperti detergent dan dispersant lebih tinggi. Zat tersebut fungsi sebagai pelarut jelaga dari pembakaran bahan bakar solar.
"Jika digunakan untuk mesin bensin bisa terjadi over deterjen di mesin. Deterjen dari bahan kalsium dan magnesium akan membuat kerak berwarna putih di piston," paparnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Nurudin, kerak tersebut dapat menghambat proses disipasi atau pelepasan panas pada piston mesin. Hal ini juga mengganggu proses pendinginan pada piston. Lebih jauh, deposit di piston dapat menyebabkan self-ignition (memicu knocking) yang dapat merusak mesin.
"Seharusnya dengan oli , piston itu bisa mendisipasi panas dengan baik, tapi karena banyak keraknya jadi tidak maksimal akibat kebanyakan deterjen. Efek terburuknya usia mesin menjadi lebih pendek" pungkasnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.