Bukan Sekadar Tinggi Badan, Ini Alasan Seseorang Boleh Menyetir di Usia 17 Tahun

27 Juni 2020 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Posisi mengemudi Honda Civic Hatchback RS Foto: Muhammad Ikbal
zoom-in-whitePerbesar
Posisi mengemudi Honda Civic Hatchback RS Foto: Muhammad Ikbal
ADVERTISEMENT
Salah satu syarat seseorang boleh mengemudikan mobil adalah usianya yang harus mencukupi. Hal ini ditandai dengan kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM).
ADVERTISEMENT
Jika mengacu persyaratan pembuatan pada Pasal 81 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, penerbitan SIM diberikan kepada pemohon yang telah berusia 17 tahun atau lebih, dan memiliki Kartun Tanda Penduduk (KTP).
Adanya aturan batas usia tersebut bukannya tanpa alasan. Duta Keselamatan Berkendara yang juga pereli nasional, Rifat Sungkar menilai, batasan usia yang ada bukan semata-mata karena tinggi tubuh seseorang saja.
Peserta menerima Surat Izin Mengemudi (SIM) di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM Daan Mogot, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Rifat tak menampik bila pemahaman tersebut sudah menjadi budaya. Kebanyakan orang justru menjadikan indikator boleh atau tidaknya mengemudikan mobil, berdasarkan tinggi badan.
Menurutnya usia 17 tahun merupakan titik saat seseorang dianggap sudah mulai matang dari segi pola pikir dan mental. Sehingga diharapkan pengemudi pemula sudah memiliki rasa tanggung jawab dan toleransi ketika menggunakan jalan milik umum.
ADVERTISEMENT
"Jalanan itu bukan punya kita, toleransi berlalu-lintas itu didasari oleh kesadaran diri bahwa jalanan ini adalah milik bersama. Ketika seorang pengemudi belum paham filosofi kepemilikan bersama itu, seorang pengemudi bisa menjadi orang yang egois dan jatuhnya membahayakan orang banyak," papar Rifat.
Ilustrasi Menyetir. Foto: Shutter Stock
Untuk itu agar pengemudi awam terbiasa dengan kondisi sekitar, tak ada salahnya banyak berlatih. Kemudian dibarengi dengan pelatihan keselamatan sejak dini, sebagai upaya mengurangi risiko terjadinya kecelakaan di jalan raya, yang melibatkan pengemudi usia muda.
Sejalan dengan itu Rifat mengingatkan untuk masyarakat yang ingin belajar mobil, haruslah memahami bahwa mengemudikan mobil bukanlah sebuah pekerjaan sampingan, melainkan pekerjaan penuh yang membutuhkan konsentrasi sangat tinggi.
Jadi ketika sudah berada dibalik kemudi, pengemudi diibaratkan sudah mengikat janji memahami risiko dan cara menyikapi kemungkinan permasalahan yang timbul di jalan. Mulai dari teknis, manajemen emosi, maupun teori berkendara.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.