Catat, 3 Panduan Memilih Oli Mesin Mobil

11 November 2019 7:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi oli. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oli. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bagi para pemilik mobil, mengetahui jenis oli yang cocok untuk mesin kendaraannya jadi hal wajib, khususnya sesuai dengan spesifikasi pabrikan. Jangan sampai salah memilih jenis oli mesin. Dampaknya fatal, selain performa kendaraan jadi kurang enak, ujungnya mesin bisa jebol.
ADVERTISEMENT
Kepala Bengkel Daihatsu Auto Tara di kawasan Margonda, Depok, Agus, mengatakan ada tiga hal yang harus dipahami agar pemakaian oli sesuai dengan karakter mesin mobil. Berikut penjelasannya.
1. Pahami karakter mesin mobil
Ruang kap mesin Kia Picanto GT-Line Foto: Bagas Putra Riyadhana
Biasanya pemilik mobil cenderung tidak membaca secara rinci buku manual yang didapatkan setiap membeli kendaraan. Padahal di dalam buku manual terdapat informasi seputar mesin dan penggunaan oli yang sesuai.
Hal yang harus diperhatikan yaitu jangan pilih oli karena harga, tapi sesuai dengan karakter mesin dan kualitasnya. "Kalau memang karakteristik mesin harus menggunakan oli jenis A misalnya, ya memang mesin ini sudah didesain seperti itu," kata Agus saat ditemui kumparan beberapa waktu lalu.
2. Teliti dengan kekentalan oli
ilustrasi oli mesin Foto: Istimewa
Saat ini banyak jenis oli mesin yang beredar di pasaran. Meski memiliki fungsi yang sama, namun kekentalannya berbeda sehingga harus sesuai dengan karakter mesin mobil.
ADVERTISEMENT
Tingkat kekentalan --viskositas-- oli mesin ditunjukkan dengan angka Society of Automotive Engineers (SAE) tertera pada setiap kemasan oli mesin, misalnya SAE 10W-40. Artinya semakin besar angkanya menunjukkan cairan oli semakin kental.
Kebanyakan mobil saat ini lebih cocok memakai oli mesin yang memiliki kekentalan rendah, misalnya saja mesin dengan teknologi VVT-i seperti pada mobil Xenia.
"Misalnya mobil Great New Xenia harus memakai oli dengan kekentalan 0W-20. Kalau kita pakai oli yang SAE 10W-40 memang bisa, tapi olinya lebih kental, pelumasan jadi lambat, enggak bagus, beban mesin berat," jelas Agus.
3. Waspada oli palsu
ilustrasi oli mesin palsu Foto: Istimewa
Saking banyaknya merek dan jenis oli mesin di pasaran, banyak oknum yang mencari keuntungan menjual produk palsu. Meski dari segi tampilan produk tampak asli dengan segel dan hologram, biasanya oli palsu dipatok dengan harga yang lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Makanya dianjurkan ganti oli di bengkel resmi sebagai distributor langsung, apapun mereknya. Kalau di luar memang mirip, tapi tidak menutup kemungkinan ada oli palsu. Sekarang segel dan hologram banyak yang dipalsukan. Akhirnya terjadilah tarikan mesinnya kasar," ungkap Agus.
Agus juga mengingatkan, biasanya ganti oli di luar bengkel resmi bisa menggugurkan garansi servis berkala. Umumnya para pelanggan mengeluh mesin mobil bermasalah, hingga turun mesin setelah ganti oli di luar bengkel resmi.
"Kita kan nggak menutup kemungkinan pengerjaan penggantian oli mesin di bengkel luar gimana, apakah kendaraan ditaruh terlalu lama, apakah volumenya kurang atau kelebihan. Itu yang diantisipasi Astra apapun komponen yang diganti di luar kita nggak cover garansinya, termasuk kendala mesin kasar karena masalah oli ganti di luar," pungkasnya.
ADVERTISEMENT