Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Pemakaian mobil dengan mesin turbo rupanya tak boleh asal. Ada semacam ritual yang sedikit berbeda dari mesin mobil tanpa induksi paksa.
ADVERTISEMENT
Tentu ini menjadi catatan penting untuk Anda salah satu konsumen Nissan Magnite, yang dirilis di Indonesia menggunakan mesin 1.000 cc turbo. Termasuk Anda pengguna awam mobil bermesin turbo lain.
Aftersales Training Manager Nissan Representative, Jamaludin Akhmad Jazuli menjelaskan, mobil bermesin turbo butuh perlakuan khusus. Utamanya ketika hendak mematikan mesin.
"Jadi tidak boleh saat putaran mesin tinggi, matikan mesin sebaiknya saat kondisi idle. Tunggu putaran mesin dan turbo normal atau langsam biasa, baru bisa (matikan mesin)," ungkap Jamal kepada kumparan, Rabu (13/1).
Mengapa tak boleh asal matikan mesin turbo?
Sebab bantalan turbin yang berputar di dalam turbo menggunakan pelumasan yang sama dengan oli mesin.
Pelumas pada turbo bekerja dengan bantuan pompa oli. Nah pompa tersebut bekerja apabila mesin dihidupkan.
ADVERTISEMENT
Ketika mesin dimatikan mendadak atau putaran mesin masih tinggi, pompa oli ke turbo ikut mati. Dikhawatirkan turbin yang berputar tanpa pelumasan bisa lebih cepat aus. Bayangkan putaran turbin bisa lebih tinggi dari putaran mesin hingga 100 ribu rpm.
"Makanya karena sifatnya mekanis dan tidak ada elektrikal khusus yang mengaktifkan turbo, mematikan mesin saat putaran turbo belum stabil bisa memperpendek turbonya sendiri," imbuh Jamal.
Jangan telah ganti oli mesin turbo
Tak kalah penting selalu perhatikan jangan sampai lalai telat mengganti oli mesin dengan turbo. Rekomendasi Jamal, pastikan ganti oli mesin sesuai periodenya, setiap 10 ribu km sekali.
Umpama interval penggunaan mobil setiap harinya lama dan jarak tempuhnya jauh, ganti oli 5 ribu km sekali juga tak masalah.
Selain itu perhatikan spesifikasi dan kualitas oli. Minimal perhatikan pelumas harus khusus untuk mesin turbo.
ADVERTISEMENT
Penggunaan pelumas dengan tingkatan kekentalan yang tidak sesuai berpotensi membuat panas berlebih pada suhu pelumas. Akibatnya bushing dan flange turbo bisa cepat rusak.
"Kemudian khawatir oli yang tidak diganti meninggalkan kerak (pada bantalan turbin turbo), sisa kerak itulah yang berisiko tinggi (menyebabkan kerusakan) terhadap putaran turbin turbo," pungkas Jamal.
Manakala turbo rusak, gejala yang dapat dirasakan adanya bunyi aneh pada turbo karena putaran turbin yang tidak sempurna. Pada kasus parah, turbo tak dapat menjanjikan tenaga ekstra. Dalam arti lain meski sudah digas penuh akan ngempos.