Cegah Virus Corona, Pemotor baiknya Pakai Masker, Buff, atau Balaclava?

4 Maret 2020 10:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara motor menggunakan masker beraktivitas di Kawasan MH Thamrin, Jakarta, Senin (2/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara motor menggunakan masker beraktivitas di Kawasan MH Thamrin, Jakarta, Senin (2/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kontaminasi virus corona bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk saat menunggangi menunggangi sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Menurut dr Henry Gunawan yang praktik di klinik Puri Media, Jakarta Barat, pada dasarnya virus seperti corona ditularkan dari droplet seperti air liur saat orang batuk dan bersin dengan jarak sekitar 2 meter. Sehingga pada saat kondisi macet, pemotor kemungkinan besar bisa tertular.
"Saya anjurkan untuk mencegah korona biasanya kalo di jalan orang batuk atau bersin tidak ditutupi, jadi usahakan pakai penutup mulut," kata Henry saat dihubungi kumparan, Selasa malam (3/3).
Buat pemotor, setidaknya ada beberapa perlengkapan riding yang bisa mengurangi dampak udara kotor seperti balaclava dan buff. Namun mana yang efektif untuk mencegah terpapar virus?
Menjawab pertanyaan tersebut, Henry menyebut, sebaiknya lebih efektif pemotor memakai masker medis. Untuk pemakaiannya pemotor harus konsisten mengganti setiap sehari sekali.
ADVERTISEMENT
"Cara menangkalnya yang efektif pakai masker medis bisa mencegah sampai 80 persen droplet. Kalau masker kain kemungkinan virus masuk masih ada, karena pori-porinya besar," kata Henry
Balaclava dan Buff Hanya Efektif Menangkal Debu
Ilustrasi Balaclava Foto: Istimewa
Henry menyebut, penutup mulut saat motoran seperti balaclava dan buff hanya efektif menangkal partikel debu. Menurutnya penangkalan virus dengan dua perlengkapan riding tersebut justru salah kaprah.
"Kalau seperti model buff dan balaclava tidak bisa menangkal virus, hanya sebagai penangkal debu saja. Kalo virus itu besarnya 0,4 mikron, lebih kecil dari partikel debu, jadi pakai itu sebenarnya tidak efektif," jelasnya.
Perhatikan Penyimpanan Masker
Beberapa pengendara motor yang menggunakan masker dan beberapa lagi tidak menggunakan masker saat berkendara, di kawasan Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Setelah memakai masker sebelum waktu maksimal satu hari, Henry menyarankan agar juga memperhatikan tempat penyimpanannya. Hal ini penting karena virus juga sering menempel pada benda tertentu yang diletakkan di dalam kantong celana atau jaket.
ADVERTISEMENT
"Memang seharusnya dimasukkan ke dalam kantong celana atau jaket. Tapi di kantongnya juga harus steril, jangan ada benda lain misalnya uang kertas atau koin yang sebelumnya banyak disentuh banyak orang," paparnya.
Sementara punggawa workshop See Use Helmet Care, Marsiuss Marulie Siagian, mengatakan penyimpanan penutup mulut saat motor bisa menggunakan bantuan plastik kiloan.
"Sebaiknya lebih steril, misalnya sediakan kantong plastik kiloan, lalu setelah pakai masukkan ke situ dulu biar tidak terkontaminasi sama barang lain, terus baru bisa dimasukkan ke kantong. kata Marsiuss saat dihubungi kumparan, Senin (2/3).
Jaga Kebersihan Tangan
com-Ilustrasi mencuci tangan dengan air mengalir Foto: shutterstock
Pemotor juga disarankan menjaga kebersihan tangan seperti memakai sarung tangan saat berkendara. Lebih baik juga berkomitmen membawa hand sanitizer sendiri.
ADVERTISEMENT
"Kebersihan tangan bisa bawa hand sanitizer di kantong saat perjalanan. Lalu sehabis berkendara usahakan cuci tangan ya," tambahnya.