Dipimpin China, Percepatan Kendaraan Listrik Pangkas Permintaan Minyak Dunia

24 November 2020 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Dok: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Dok: kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga riset Carbon Tracker merilis laporan terkait strategi penggunaan kendaraan listrik di China, yang bakal memangkas 70 persen permintaan minyak global pada 2030.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, cara China ini kemungkinan besar akan diikuti negara berkembang lain seperti India, termasuk negara-negara di Asia Tenggara dan sebagian besar Afrika, yang disebut berkontribusi 80 persen pada peningkatan permintaan minyak.
Diungkapkan pada hasil riset, pasar negara berkembang setidaknya cukup terbebani dengan pengeluaran besar buat impor minyak setiap tahun. Yang mana, dua pertiga (68 persen) anggaran digunakan untuk transportasi.
China sendiri, impor minyaknya menelan biaya 1,5 persen dari PDB nasional dan 2,6 persen dari PDB India. Peralihan ini bisa menghemat pengeluaran tahunan lebih dari 80 miliar dolar AS di China dan lebih dari 35 miliar dolar AS di India.
Rencana komposisi penjualan mobil listrik di China. Foto: Bloomberg
Namun Carbon Tracker mencatat, kedua negara tersebut secara aktif mendukung EV. Kini harga jual kendaraan listrik di sana, bahkan mendekati harga kendaraan bensin dan diesel.
ADVERTISEMENT
International Energy Agency memproyeksi, kendaraan listrik akan menyumbang 40 persen total penjualan mobil China pada 2030, dan 20 persen penjualan di India dan pasar negara berkembang lainnya.
Biaya impor minyak yang dibutuhkan untuk bahan bakar mobil rata-rata 10 kali lebih tinggi, daripada biaya infrastruktur yang dibutuhkan untuk menyalakan kendaraan listrik.
Sederhananya, negara tak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk investasi. Hanya tinggal mengalihkan dana impor minyak, ke pembangunan infrastruktur penopang kendaraan listrik, termasuk pembangkit listrik yang ramah lingkungan, seperti solar panel dan lainnya.
Mobil listrik Morris Garage MG S EV. Foto: gaadi.com
“Ini adalah pilihan sederhana, antara semakin bergantung pada minyak atau listrik dalam negeri, yang diproduksi oleh sumber terbarukan yang harganya turun seiring waktu," ujar Energy strategist dan pimpinan riset Carbon Tracker Kingsmill Bond.
ADVERTISEMENT
Selain soal beban impor minyak, kendaraan listrik bisa menekan polusi, yang selama ini jadi penyebab 285.000 kematian per tahun di negara berkembang pengimpor minyak.

Baterai makin murah

Jalan menuju era kendaraan listrik juga semakin terbuka. Kini harga baterai telah turun 20 persen per tahun sejak 2010.
Beberapa tahun ke depan, diperkirakan ada penurunan lagi dari dari 135 dolar AS per KWh menjadi di bawah 100 dolar AS per KWh. Dan di sanalah titik di mana harga kendaraan listrik, bisa setara kendaraan bensin atau solar.
Bahkan pada tahun 2030, harganya akan jauh lebih murah. BloombergNEF menyebut harga baterai di angka 61 dolar AS per KWh. Sedangkan Volkswagen dan Tesla berharap di harga 50 dolar per KWh.
ADVERTISEMENT