Eksistensi Mobil Prancis di Indonesia

3 November 2020 7:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Citroen BX19 GTi. Foto: dok. Autocar.uk
zoom-in-whitePerbesar
Citroen BX19 GTi. Foto: dok. Autocar.uk
ADVERTISEMENT
Merek mobil Prancis turut mengisi pasar otomotif di Indonesia. Tak kalah dengan merek-merek yang populer seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, tak banyak yang bertahan lantaran ketatnya persaingan di pasar otomotif Indonesia.
Tentu yang paling familiar dan kerap wara-wiri di telinga yaitu merek Peugeot. Lalu ada Renault, Citroen dan Simca.
Citroen DS yang dipajang pada acara Saturday French Automobile Meet Up 2017. Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan

Citroen

Sumber online yang bisa jadi rujukan soal kehadiran merek ini di Indonesia, sangat jarang sekali. Sampai akhirnya kumparanOTO bisa berbincang dengan Ifan Ramadhana.
Pecinta otomotif termasuk mobil-mobil klasik, yang saat ini menjadi Sekretaris di Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI).
Bak ensiklopedia sejarah otomotif, dirinya menceritakan awal mulai Citroen eksis di Indonesia. Ifan menyebut, di masa modern Citroen masuk tahun 1960-an dibawa oleh insinyur Prancis yang melakukan pembangunan Bendungan Jatiluhur.
"Model yang dibawa yaitu 2CV dan DS. Namun sebenarnya sudah dari zaman Belanda. Saya punya majalah Surabaya terbitan tahun 1930 ada iklan Citroen," ucapnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Lalu medio 1970-an berdiri PT Alun, yang jadi agen Citroen pertama. Awalnya menjual Dyane, dan ada varian lain Dyane seperti Mehari (jip kecil seperti VW Safari) dan FAF (5 pintu).
Ada pula sedan GS dan sedan mewah CX yang dijual pada akhir 1970 sampai 1980-an. Dan terakhir PT Alun menjual Citroen BX hingga era 90an awal. Setelah itu Alun tidak menjual Citroen lagi.
Hingga sekarang Citroen belum kembali ke Indonesia, kecuali lewat importir umum (IU).
Peugeot 206 Foto: dok. wikimedia

Peugeot

Merek ini pertama kali masuk ke pasar Indonesia pada 1970, melalui anak perusahaan Astra International, yakni PT Multi France Motor, Peugeot memulai kiprahnya di tanah air.
Beberapa model mobil Peugeot pun terbilang sukses di Indonesia, seperti 505, 405, 206, 306, 406, hingga 307. Bahkan, Peugeot 206 bisa dibilang menjadi salah satu pionir trend hatchback sporty di Indonesia pada awal tahun 2000an.
Mencoba Peugeot 3008 dan 5008 dari Jakarta ke Solo Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Secara global, Peugeot 206 juga menjadi mobil tersukses Peugeot dengan penjualan lebih dari 7 juta unit di seluruh dunia. Tidak hanya sebagai mobil harian saja, beberapa model seperti 405, 206, 306, hingga 406 juga banyak digunakan sebagai mobil balap.
Peugeot 306 balap Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
Terbaru, Peugeot baru saja meluncurkan dua SUV andalannya, 3008 dan 5008 varian Allure Plus. Kehadiran dua mobil itu diharapkan bisa membangkitkan kembali merek Peugeot di Indonesia yang telah lama tertidur.
Tampilan depan Renault 19 Cabriolet Foto: Muhammad Ikbal/kumparan

Renault

Berbicara Renault, Ifan menyebut kehadirannya sama seperti Citroen, sudah sejak zaman Belanda silam.
ADVERTISEMENT
Namun, pertama kali mulai dipasarkan resmi tahun 1973 oleh PT Multi France Motor (Astra). Di mana model awal yang dirakit 12TL.
Selanjutnya pada 1979 masuk model kedua Renault 5, diikuti 1980an ada 18TL, serta sedan mewah 21 TL tahun 1990-1991 dan menjadi yang terakhir kalau tidak salah dijual Renault.
Renault Triber Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
"Nah baru kemudian lahir lagi Renault PT Auto Euro Indonesia milik Indomobil tahun 2000," tutur Ifan.
Renault sampai sekarang masih eksis. Namun kini keagenannya sudah tak lagi di tangan Indomobil, tapi dipegang oleh PT Maxindo Renault Indonesia (MRI).
Menjalani bisnisnya sejak 2019 lalu, MRI gencar meluncurkan produk anyar dan kompetitif di pasar, khususnya dari sisi harga.
Salah satu Simca yang masih bertahan di Indonesia. Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan

Simca

Terkait merek yang satu ini, mungkin masih terdengar asing, ya. Ini juga merek mobil asal Prancis yang pernah ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ifan mengatakan, Simca dirakit oleh Djakarta Motor milik Hasjim Ning. Dan terakhir melakukan produksi pada 1975.
"Bila tidak salah, perakitan berakhir sewaktu pemerintah melakukan penyusutan merek mobil di Indonesia. Model yang dijual di sini hanya Simca 1000," ucapnya.
Di negeri asalnya Simca lahir pada 1934 dari Fiat. Kemudian merek ini membeli fasilitas Ford di Prancis, dan masuk dalam genggaman Chrysler Group.