Gaikindo Ungkap Banyak Merek Otomotif Mau Buka Pabrik di Indonesia
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, rasio kepemilikan mobil di dalam negeri masih rendah sekitar 99 kendaraan per 1.000 penduduk. Padahal total penduduk Indonesia mencapai 270 juta orang.
Ini lebih rendah dibanding Brunei Darussalam yang penduduknya 2 juta orang, namun rasio kepemilikan kendaraan 805 kendaraan per 1.000 orang. Malaysia dengan 30 juta penduduk, 450 kendaraan per 1.000 orang.
"Saya barusan rapat, saya bilang ASEAN dengan penduduk 650 juta ini bisa nanti 10 tahun ke depan barangkali bisa lebih gede dari Uni Eropa, di sana hampir stagnan sementara di sini berkembang," katanya saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Potensinya di mana? Di Indonesia, 270 juta penduduk itu di Indonesia tinggal tunggu waktu mereka sanggup membeli kendaraan. Soal kapan itu tergantung (realisasi investasi produk baru yang sesuai daya beli)," lanjutnya.
Menurutnya berdasarkan data penjualan, daya beli masyarakat Indonesia berada di level Rp 300 juta ke bawah. Segmen tersebut memberikan kontribusi paling besar dari total penjualan nasional.
ADVERTISEMENT
"Dari 960 ribu unit 40 persen itu tipe 4x2 MPV sekitar 400 ribu, ditambah lagi 22 persen LCGC atau KBH2, dua model itu saja sudah 60 persen, berarti 600 ribun, itu harga berapa sih? Rp 300 juta ke bawah," katanya.
Dari fakta itu, Jongkie menuturkan tak sedikit brand otomotif hendak menggarap pasar domestik. Namun karena belum ada kepastian investasi, dirinya belum bisa mengungkap merek yang sudah melakukan pendekatan dengan Gaikindo.
"Kami sebagai Gaikindo netral memberikan semua penjelasan mengenai peraturan, investasi, dan lain sebagainya. Ada beberapa dari Eropa, Asia ada. Kalau asembli atau manufaktur (pabrik ) apa syaratnya. Kan kami disuruh pemerintah menarik investasi, itu tugas kami," lanjutnya.