Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Kawasaki KLX terkenal dengan kemampuannya menerjang berbagai medan baik on road dan off road. Di Tanah Air, eksistensi KLX cukup dilirik oleh konsumen pecinta motor garuk tanah maupun untuk digunakan sebagai kendaraan harian.
Menyadari hal itu, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) sebagai agen pemegang merek Kawasaki di Tanah Air coba menstimulasi pasar dengan menghadirkan KLX 230 pada bulan Mei lalu, peluncuran produk ini sekaligus menjadi opsi lain dari KLX 150 maupun KLX 250 cc.
Saya pun telah mencoba Kawasaki KLX 230 selama tiga hari. Motor yang dibanderol Rp 42,5 juta atau lebih murah Rp 21.2 juta dari versi mesin seperempat liternya. Tak hanya digunakkan sebagai kendaraan harian, saya pun sudah menjajal KLX 230 di trek off road kawasan BSD, Tangerang Selatan.
Pertama-tama kita bahas terlebih dahulu tampilan dan desain dari KLX 230. Bagi Anda yang familiar dengan KLX 150, maka KLX 230 akan terlihat lebih besar dan jangkung. Ya, sebab di motor ini punya dimensi panjang 2.105 mm, lebar 1.165 mm dan tinggi 835 mm.
Secara tampilan, KLX 230 punya gaya yang sedikit mirip dengan Kawasaki KX, produk motocross yang jadi jagoan jenama Jepang tersebut. Desainnya gahar ala motocross, kemudian untuk bentuk bodinya terlihat kompak. Nah, dari bentuk bodi yang ramping ini memudahkan pengendalian motor dan lebih rigid ketika dijepit oleh paha maupun kaki saat berakselerasi.
Bicara tampilan depan, bentuk headlamp-nya sedikit membesar dan masih mengandalkan lampu bohlam konvensional. Sementara untuk bentuk lampu seinnya mengoval dengan mika warna jingga. Pemilihan warna inipun sekaligus menyisipkan kesan klasik.
Untuk tampilan belakang, desainnya masih mengandalkan bentuk buritan KLX series lainnya. Secara total saya tak terlalu mempermasalahkan desain keseluruhan motor ini. KLX 230 masih bisa menyita perhatian di jalanan dengan desain bodinya yang sederhana.
Posisi berkendara
Saat pertama kali menduduki, impresi pertama kali adalah motor terasa tinggi. Musababnya, KLX 230 punya tinggi jok 885 mm dengan ground clearance 265 mm. Untuk pengendara dengan tinggi postur 160 cm haruslah bersabar, dipastikan telapak kaki tak akan menginjak tanah dengan sempurna.
Saya memiliki postur tinggi 172 cm pun tak bisa menapakkan kaki dengan sempurna alias memaksa jinjit bak balerina. Namun dengan berat badan 75 kilogram membuat motor langsung turun atau amblas ketika dinaiki, nah ini membuat posisi KLX 230 jadi sedikit lebih rendah.
Sekarang kita bahas posisi tangan, jenis setangnya punya karakter lebar dan tinggi. Bentuk setang ini membuat saya rileks ketika dipakai berkendara. Kenyamanan saat berkendara semakin terbantu berkat posisi footpegs yang lebih maju dari posisi duduk pengendara.
Namun karena bentuk dan karakter jok yang sedikit kecil dan keras membuat kenyamanan sedikit terganggu. Berkendara di atas 1.5 jam dipastikan bagian bokong akan terasa pegal. Namun itu tak menjadi masalah karena pengalaman berkendara yang diberikan motor ini cukup mengasyikkan.
Fitur
Untuk yang mencari motor dengan segudang fitur, KLX 230 tak terlalu bisa memanjakan. Namun Kawasaki tak tinggal diam, guna mengikuti pasar beberapa fitur pun disematkan, khususnya pada bagian panel instrumen.
Panel instrumennya sudah mengadopsi teknologi digital dengan menyediakan beberapa informasi yang cukup lengkap antara lain, odometer, trip A, trip B, keterangan jam, dan indikator bahan bakar. Namun sayang untuk indikator tachometer dan posisi gigi dinihilkan.
Handling dan suspensi
Kita bahas terlebih dahulu untuk kegunaan harian. Ketika motor melaju di jalanan lurus, handling-nya stabil dan ‘nurut’ baik dalam kondisi jalan lancar maupun bermanuver di jalan padat pada kecepatan rendah.
Ketika di jalanan aspal, motor ini mampu meredam hentakan karena jalan bergelombang, berlubang, polisi tidur maupun speed trap. Karakter main dan rebound kedua suspensinya diluar ekspektasi saya, ya karakter suspensi depan dan belakangnya terasa empuk, nyaman dan tak liar.
Untuk suspensi KLX 230 mengandalkan jenis teleskopik pada bagian depan. sementara untuk suspensi belakang menggunakan jenis monoshock dengan uni track swing arm.
Nah, karena karakter suspensinya yang empuk harus mengorbankan kestabilan ketika motor diajak menikung. Terlebih ketika melibas speed trap dalam kecepatan agak tinggi, ban belakang terasa bergoyang.
Sementara ketika diajak ke habitat aslinya, handling dan suspensi KLX 230 sangat mengasyikkan. Melahap trek off-road dengan kontur tanah tak rata sekalipun motor ini masih mampu memberikan performa terbaiknya.
Terlebih, di KLX 230 menggunakan sudah menggunakan sasis jenis perimeter frame yang berpengaruh pada pengendalian KLX 230 di berbagai kontur jalan khususnya di trek off road.
Performa mesin
Untuk dapur pacu, KLX 230 menggendong mesin berkapasitas 233 cc, 1-silinder, SOHC 2 katup berpendingin udara dan berpengabut injeksi. Sementara untuk diameter pistonnya 67 mm dan stroke 66 mm, dengan perbandingan kompresi 9,4:1. mesin tersebut dikawinkan dengan transmisi 6-percepatan.
Alhasil, motor ini mampu menyemburkan tenaga maksimal 18,7 daya kuda (dk) pada 7.600 rpm dan torsi maksimal 19,8 Nm ada 6.100 rpm.
Saat pertama kali menggeber motor ini, mesinnya punya karakter tenaga dan torsi yang galak di putaran bawah sampai menengah. Ya, karakter mesin seperti ini memang dibuat untuk motor berjenis cross yang mengincar tarikan dan torsi bawah.
Ketika dipakai di jalanan aspal (on road), tak usah khawatir, sebab KLX 230 selalu memberikan tenaga dan torsi ketika tuas gas dibuka dengan cepat. Gejala kekurangan tenaga atau ‘loyo’ tak ditemukan di motor ini.
Mesinnya terbilang responsif dan mudah dikendalikan. Hanya saja jangan berharap lebih untuk putaran mesin atas, KLX 230 sepertinya memang dirancang untuk mengejar torsi dan responsibilitas putaran mesin bawah.
Lain cerita ketika motor dipakai di trek off road. Respons mesin yang cepat membuat saya semakin asyik menggeber motor ini hingga full throttle. Membuka gas dalam-dalam tak jarang membuat roda belakang ‘slide’. Melibas tanjakan terjal maupun menikung di trek corner membuat saya semakin percaya diri, tenaga dan torsinya selalu tersedia.
Sistem pengereman
Untuk mengimbangi karakter mesinnya yang bisa dibilang gahar di kelasnya, Kawasaki KLX 230 dibekali pengereman cakram tunggal pada bagian roda depan maupun belakang. Untuk sistem pengereman depan dibekali dengan kaliper dua piston, sementara untuk bagian belakang menggunakan satu piston.
Performa remnya saya kategorikan cukup baik. Meski tak mengadopsi fitur ABS tak menyurutkan rasa percaya diri saya untuk menggeber motor ini dengan kecepatan tinggi. Tentu saja itu dengan memperhatikan aspek keselamatan dan safety gears.
Konsumsi BBM
Bagi Anda yang punya rencana meminang KLX 230 sebagai kendaraan harian dan mempertimbangkan soal konsumsi bahan bakar, saya sudah mengujinya dengan metode full to full. Sebab di panel instrumen belum tersedia fitur MID (Multi Information Display)
Dengan gaya berkendara normal dan melewati berbagai kondisi jalan on road, satu liter BBM RON 92 mampu menempuh 24.6 kilometer. Bisa dikategorikan KLX 230 irit untuk jenis motor di kelas 230 cc. Sebagai informasi, motor ini mampu menenggak 7,5 liter BBM.
Kesimpulan
Kawasaki KLX 230 masih bisa dibilang layak untuk digunakan sebagai motor harian. Bobotnya yang berkisar 132 kilogram dan dimensinya yang tak terlalu mengintimidasi sepertinya cocok bagi Anda yang ingin naik kelas.
Urusan kenyamanan dan tampilan rasanya saya tak perlu lagi berkomentar, kemudian untuk performanya saya berikan jempol. Bagi Anda yang ingin memboyong motor ini, saran saya untuk menambahkan busa pada bagian jok sebagai solusi mengurangi rasa pegal ketika motor dipakai dalam durasi yang lama.
Bagaimana, Anda tertarik dengan Kawasaki KLX 230?
Gallery foto: