Hai, Jepang! Jangan Sampai Ketinggalan Kereta Dukung EV di Indonesia

28 Juli 2022 21:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: REUTERS/Antonio Bronic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: REUTERS/Antonio Bronic
ADVERTISEMENT
Pengembangan industri kendaraan listrik nyaris tidak pernah luput dibicarakan dalam setiap pertemuan antara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan pihak Jepang. Indonesia mengingatkan agar Jepang tidak ketinggalan kereta.
ADVERTISEMENT
Selama 3 hari di Tokyo, kedua menteri ini menggelar pertemuan dengan berbagai pihak mendorong percepatan industri kendaraan listrik di Indonesia. Dari pertemuan dengan 7 pihak Jepang, hanya 1 pertemuan yang tidak membahas terkait industri otomotif, yaitu pertemuan dengan Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang. Enam pertemuan lain selalu membahas perkembangan industri otomotif di Indonesia, terutama percepatan industri mobil listrik.
Duet duo menteri dari Partai Golkar ini menggelar 7 pertemuan sejak Senin (25/7/2022) hingga Rabu (27/7/2022). Mayoritas pertemuan digelar di Hotel Imperial, Tokyo. Enam pertemuan lain itu adalah pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Koichi Hagiuda, Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Nobumitsu Hayashi, CEO Mitsubishi Motor Corporation (MMC) Takao Kato, CEO Marubeni Corporation yang juga Ketua Keidanren Masumi Kakinoki, CEO Toyota Motor Corporation (TMC) Yoichi Miyazaki, serta CEO Meeting yang dipimpin Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Peta jalan industri kendaraan listrik di Indonesia sudah ditetapkan Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden nomor 55 Tahun 2019. Industri kendaraan listrik perlu dipercepat untuk mengurangi emisi gas buang dan target nol emisi pada 2060.
Menteri Perindustrian juga sudah menindaklanjuti dengan Peraturan Menteri nomor 27/2020. Dalam peraturan ini, pemerintah mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik dengan penyusunan peta jalan, pemberian berbagai insentif, hingga pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Targetnya tidak main-main.
“Targetnya, produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) pada tahun 2030 mencapai 600 ribu unit untuk mobil dan 2,45 juta unit sepeda motor. Pemerintah memberikan insentif fiskal dan non-fiskal bagi konsumen EV, seperti pengenaan PPnBM sebesar 0%, melalui PP nomor 74/2021,” kata Menko Airlangga saat bertemu Ketua Keidanren yang juga Presiden/CEO Marubeni Corporation Masumi Kakinoki.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga bertekad menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik. Berbagai bahan baku untuk mendukung ekosistem industri kendaraan listrik melimpah di negeri ini. Terhadap tekad ini, Menteri Koichi Hagiuda menyatakan Jepang siap mendukung. Ada 2 komitmen yang disampaikan Menteri Koichi. Pertama, perusahaan aliansi Jepang (All Japan) akan mendukung elektrifikasi dengan mendorong produksi mobil EV. Kedua, Jepang akan memperluas pasar ekspor produksi otomotif produksi di Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Gubernur JBIC Nobumitsu Hayashi, Menteri Agus Gumiwang mengingatkan bahwa 90% prinsipal industri otomotif di Indonesia berasal dari Jepang dan JBIC ikut membiayai pengembangannya. Menteri Agus Gumiwang menyampaikan dan berharap agar ada proyek-proyek industri manufaktur yang besar di Indonesia, yang didukung oleh JBIC.
ADVERTISEMENT
Terhadap permintaan ini, Gubernur Hayashi menyambut baik harapan Menteri Agus dan menjanjikan akan terus mendukung investasi perusahaan Jepang di industri manufaktur, khususnya sektor otomotif.
“Kami mendukung investasi perusahaan Jepang di sektor manufaktur terutama di otomotif, karena dengan dukungan kuat Pemerintah RI selama ini, otomotif Jepang menjadi sangat dicintai di Indonesia bahkan melebihi di Jepang sendiri. JBIC akan lebih mendorong peningkatan nilai dari investasi yang sudah ada,” terang Gubernur Hayashi.

Jangan Sampai Jepang Ketinggalan Kereta

Menteri Agus Gumiwang mengingatkan agar Jepang tidak ketinggalan kereta dalam mendukung pengembangan industri EV di Indonesia. Apalagi saat ini Jepang memimpin pasar otomotif di Indonesia.
Agus Gumiwang menceritakan bahwa Hyundai asal Korea Selatan dan Wuling asal China sudah masuk industri EV di Indonesia. Bahkan, kedua perusahaan otomotif ini sudah memproduksi EV di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Sebagai contoh, Hyundai IONIQ 5 EV akan diproduksi secara massal pada 5 Desember tahun ini. Bahkan saat ini ribuan orang sudah antre IONIQ 5 EV,” kata Menteri Agus.
Karena itu, Menteri Agus mendorong agar Jepang mempercepat realisasinya untuk segera masuk industri EV. “Jangan sampai, Jepang ketinggalan kereta,” kata Menteri Agus mengingatkan Ketua Keidanren Masumi Kakinoki.
CEO Mitsubishi Motor Corporation (MMC) Takao Kato menjabarkan rencana pengembangan mereka di pasar Indonesia. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
Sementara saat bertemu CEO Mitsubishi Motor Corporation (MMC) Takao Kato, Menko Airlangga dan Menteri Agus Gumiwang mendapat komitmen tambahan investasi sekitar Rp 10 triliun mulai 2022 hingga 2025.
MMC akan mendiversifikasi produk-produk yang sudah dan setelah 2023 akan memproduksi mobil jenis xEV yang terdiri dari model Xpander dan Pajero Sport. Selain itu, MMC juga akan memproduksi 2 model kendaraan baru EV mulai tahun 2024. Foto 2 prototipe kendaraan EV baru ini sudah diperlihatkan kepada kepada Menko Airlangga dan Menteri Agus Gumiwang.
ADVERTISEMENT
Namun, Takao Kato meminta pemerintah Indonesia memberikan dukungan berupa insentif fiskal agar Indonesia kompetitif dibanding dengan negara lain. Terhadap permintaan ini, Menko Airlangga menjanjikan pemberian insentif fiskal. “Pemerintah akan mengkaji kebijakan fiskal, terutama terkait dengan pajak daerah dan Bea Balik Nama (BBN), yang saat ini menjadi andalan daerah, sekitar 80% dari pendapat asli daerah (PAD),” kata dia. Sementara insentif nonfiskal bagi konsumen EV, kata Airlangga, pemerintah sudah melakukannya, seperti pengenaan PPnBM sebesar 0% melalui PP nomor 74/2021.
Di depan Menko Airlangga dan Menteri Agus, Toyota Motors Corporation (TMC) menyampaikan akan menambah investasi Rp 27,1 triliun selama 5 tahun ke depan untuk pembangunan EV di Indonesia. Bahkan TMC bertekad menjadikan Indonesia sebagai basis industri produk EV yang dipasarkan di kawasan ASEAN dan di Indonesia. TMC juga berjanji berkontribusi dalam penurunan emisi dan penurunan impor bahan bakar fosil dengan mempopulerkan penggunaan EV di Indonesia.
Pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ke Toyota di Jepang. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
TMC juga berencana menambah beberapa jenis kendaraan hybrid electric vehicle (HEV) yang sudah masuk pipeline dalam waktu 4 tahun ke depan. Toyota mendorong peningkatan kemampuan engineer di Indonesia, dengan membangun xEV Center pada Mei 2022 guna meningkatkan kemampuan dan keahlian SDM lokal terkait elektrifikasi dan kesiapan di era digitalisasi. Bekerja sama dengan Pertamina dan Inalum, Toyota juga berupaya membangun industri baterai di Indonesia melalui peningkatan keahlian engineer lokal.
ADVERTISEMENT