Harga BBM Naik, Saatnya Terapkan Teknik Eco Driving yang Benar

7 September 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gaya berkendara. Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gaya berkendara. Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Gaya berkendara yang irit bahan bakar diperlukan di tengah kondisi lonjakan harga BBM. Istilah ini biasa disebut eco driving, sebuah teknik yang mengoptimalkan konsumsi bahan bakar secara efisien.
ADVERTISEMENT
Menerapkan eco driving bukan sebatas menjaga injakan pedal gas sehalus mungkin dan melajukan kendaraan secara pelan-pelan. Tetapi ada beberapa aspek kunci yang perlu dilakukan agar bahan bakar tidak terbuang percuma.
Eco driving itu adalah gabungan dari safety dan defensif. Jadi, kalau kita menerapkan gaya mengemudi safety driving dan defensive driving hasilnya adalah eco driving,” buka Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana kepada kumparan (6/9).
Pertama, Sony mengatakan, pengemudi cukup menjaga putaran mesin tidak lebih dari 2.000 rpm, baik itu untuk kendaraan bertransmisi manual maupun matik. Perpindahan gigi dilakukan saat rpm menyentuh angka 2.000.
Posisi mengemudi mobil Nissan Magnite. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
“Kemudian berakselerasi dan deselerasi secara gradual agar lebih smooth. Dengan menjaga jarak kita bisa mengantisipasi dan mengaktifkan engine brake. Ketika melakukan engine brake aliran bahan bakar terputus, jadinya lebih irit bahan bakar tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk deselerasi atau proses seperti ngerem, sehingga ada perlambatan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Benefit lainnya dengan menerapkan teknik seperti itu, lanjut Sony, juga berimbas pada aspek perawatan kendaraan. Umur komponen kendaraan dapat lebih panjang dan awet.
“Kendaraan sekarang menggunakan ECU yang juga dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan gaya mengemudi kita,” imbuhnya.
Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan memeriksa tekanan angin ban sesuai dengan anjuran pabrikan masing-masing kendaraan.
Ilustrasi mengisi tekanan angin pada ban. Foto: dok. Istimewa
“Jangan berasumsi dengan perkiraan atau imajinasi kita, bila sudah sesuai dengan anjuran pabrikan tentunya rolling resistance ban tersebut sudah sesuai dengan kalkulasi dari pabrikan. Sehingga kendaraan lebih mudah berjalan tanpa banyak menggunakan bahan bakar,” jelas Sony.
Bagi yang gemar modifikasi, juga perlu diperhatikan. Sebab, modifikasi yang berlebihan, terutama pada bagian eksterior dapat menyebabkan kinerja mesin menjadi lebih berat.
ADVERTISEMENT
“Misalnya penambahan spoiler, penggantian velg dan ban, segala macam, tidak direkomendasikan. Lakukan modifikasi yang terukur dan masih dalam anjuran pabrikan,” tutur Sony.
Terakhir, pastikan beban atau muatan yang dibawa tidak melebihi batas atau overload. Lagi-lagi, menyangkut beban kinerja mesin yang semakin berat. Kemudian, pengendara dapat memaksimalkan fitur yang ada pada kendaraan seperti eco mode atau idling start-stop.
***