news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hindari, 4 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pengendara Motor Matik

4 Agustus 2020 19:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Test Ride All New Honda Vario 150 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Test Ride All New Honda Vario 150 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Kelebihan yang ditawarkan motor matik adalah kemudahan pengoperasian. Hanya dengan menyalakan mesin dan puntir gas, praktis motor langsung melaju.
ADVERTISEMENT
Hanya saja saking mudahnya dikendarai, pengguna motor matik kerap mengabaikan perilaku serta anjuran yang dibenarkan, alhasil performa matik menurun dan boros bensin tentunya.
Mencoba handling Honda BeAT 2020 Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Perilaku-perilaku tersebut akhirnya menjadi kebiasaan yang dianggap wajar. Apa saja kesalahan pengendara motor matik tersebut? Berikut ulasan kumparan bersama Ahmad Kosasih, Service Advisor Honda Margo Mulyo Megah, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

1. Menahan Gas Sambil Menarik Tuas Rem

Pertama, Ahmad menjelaskan, saat macet pengendara motor matik sering menahan gas sambil menarik tuas rem. Perilaku tersebut jelas membuat kampas kopling cepat aus.
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (8/4). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Karena kampas kopling akan berputar saat gas ditarik, sedangkan rumah kopling yang terhubung dengan ban belakang berhenti, sehingga menimbulkan gesekan yang besar serta panas yang diakibatkan dari gesekan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau pemakaiannya tepat, penggantian kampas kopling itu sesuai buku servis di 30.000 km. Tapi kalau sering menahan gas paling tidak di 18.000 km udah harus ganti,” katanya. Tambahnya lagi komponen tersebut cukup mahal dan harus ditebus seharga Rp 280 ribuan.
Pemeriksaan mesin secara rutin Foto: Aditya Pratama Niagara

2. Pengendara Motor Matik Kerap Lalai Ganti Oli Gardan

Kemudian lalai ganti oli transmisi. Sesuai jadwal penggantian, pelumas ini wajib diganti saat pemakaian di kelipatan 8.000 km. Oli transmisi juga memiliki peran penting untuk melindungi gesekan (lubrikasi) serta menjaga kinerja komponen pada transmisi. Hanya saja, oli transmisi tidak mendapatkan panas saat bekerja, sehingga umurnya lebih panjang ketimbang oli mesin.
Buka baut tab pengisian oli transmisi. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Ahmad menuturkan, apabila oli gardan tidak diganti, akan mengakibatkan rumah CVT berbunyi bising karena gesekan antar komponen transmisi.
ADVERTISEMENT

3. V-Belt Dibiarkan Kotor

Sama seperti rantai pada motor manual, V-belt yang dibiarkan kotor atau jarang sekali dibersihkan akan mengakibatkan kerak yang mengakibatkan umur pemakaian pendek atau cepat putus.
Menurut Ahmad, kerak yang ada pada komponen tersebut berasal dari debu jalanan ataupun oli yang yang merembes akibat seal yang bocor sehingga masuk ke rumah CVT yang akhirnya bercampur dengan debu.
Contoh V-Belt pada motor matik Foto: dok. Aditya Pratama Niagara/kumparan
Mudahnya kata Ahmad, apabila merasakan gejala getar, bensin boros, dan suara pada rumah CVT kasar, harus segera dibawa ke bengkel untuk dilakukan pengecekan.
Berdasarkan pengalamannya, apabila mendapati konsumen yang demikian, maka kocek yang dikeluarkan tidak sedikit. Padahal umur pemakaian V-belt ini mencapai 24.000 km atau dua tahun.
“Kalau sudah begitu, paling tidak siapkan Rp 800 ribu, rincinya Rp 650 ribu untuk paket penggantian keseluruhan komponen CVT, sedangkan sisanya untuk ganti busi, oli mesin, dan oli transmisi,” tutur Ahmad.
ADVERTISEMENT

4. Tidak Ganti Busi Maupun Filter Udara Saat Servis Rutin

Ahmad mengakui, umumnya konsumen yang melakukan perawatan rutin hanya meminta pembersihan mesin dan ganti oli tanpa menyertakan penggantian busi, juga filter udara yang tidak kalah penting dalam menjaga performa mesin.
Busi motor Honda Vario Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Padahal busi dan filter udara yang bersih akan menjaga tarikan gas tetap ringan atau terhindar dari gejala brebet serta tarikan gas yang berat. Kedua komponen ini wajib diganti sesuai jadwal.
“Pada buku servis busi harus diganti pada pemakaian 8.000 km dan filter udara diganti saat 14.000 km atau kalau sudah terlihat kotor,” tambahnya.
Harga busi pun cukup terjangkau, kisaran Rp 15-20 ribu, sementara filter udara dibanderol kisaran Rp45-60 ribu tergantung model motornya.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona