Tips Berkendara Saat Hujan

Hindari, Kebiasaan Fatal Pemotor di Musim Hujan

5 Desember 2019 14:19 WIB
comment
24
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Berkendara Saat Hujan  Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berkendara Saat Hujan Foto: dok. Istimewa
Sudah memasuki penghujung tahun, artinya hujan sudah mulai turun di sejumlah daerah di Indonesia termasuk Jakarta. Kondisi cuaca seperti ini mewajibkan pengendara sepeda motor harus lebih waspada agar terhindar dari kasus kecelakaan.
Selain kondisi motor yang harus prima, etika ketika di jalan pun harus ditanamkan. Ya, pasalnya kasus kecelakaan pada sepeda motor bukan hanya terjadi karena fisik motor yang tak dirawat tetapi karena perilaku berkendara yang egois.
Ilustrasi Kecelakaan Motor Foto: dok. Istimewa
Jika melihat data yang diinformasikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kasus kecelakaan di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan. Setidaknya, tiap satu jam sekali ada sekitar 3-4 orang meninggal dunia akibat kecelakaan.
Data juga memperlihatkan penyebab utama kecelakaan adalah: 61 persen faktor manusia, 9 persen faktor kendaraan, dan 30 persen faktor prasarana dan lingkungan.
Tindakan ‘mencegah’ adalah keputusan yang paling bijaksana. Nah, memasuki musim hujan, berikut kumparan rangkum kesalahan-kesalahan yang masih dilakukan ketika motoran dalam kondisi hujan.
Tanpa sepatu
Dek Honda Genio muat ukuran sepatu 44 Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tak sedikit pengendara yang beranggapan bahwa perlengkapan keselamatan saat mengendarai sepeda motor hanya sebatas menggunakan helm. Banyak yang tak paham bahwa menggunakan sepatu hukumnya wajib saat motoran.
“Penggunaan sepatu memang sangat ideal saat mengendarai sepeda motor, karena sepatu mampu melindungi kaki saat terjadi potensi gesekan yang berbahaya. Untuk jenis sepatunya boleh apa saja, selama dapat menutupi seluruh bagian kaki, nyaman digunakan, tidak sempit dan kelonggaran, dan yang paling penting jangan terbuat dari bahan karet,” kata Andry Berlianto, instruktur Rifat Drive Labs (RDL) kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Jas hujan ponco
Pengendara sepeda motor melintasi Jalan Rahadi Oesman yang basah setelah hujan turun, di Pontianak. Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Instruktur Jakarta Defensive Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan kasus kecelakaan akibat penggunaan jas hujan jenis ponco merupakan insiden klasik yang sering terjadi.
“Jas hujan ini (ponco) tidak cocok sebagai pakaian berkendara pengendara maupun pembonceng. Lebih cocok untuk pejalan kaki atau siapa saja yang tidak mengendarai kendaraan. Sebaiknya gunakan jas hujan yang terpisah atasan dan celana.” katanya.
Jas hujan ponco, masih dijelaskan Jusri punya potensi besar terjadinya kecelakaan. Karena bentuknya yang terurai bisa saja masuk ke sistem penggerak roda seperti rantai, gear, atau jari-jari, dan shockbreaker.
Ban botak
Ban belakang Yamaha NMax Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Ban yang alami keausan adalah hal yang wajar. Ya, karena memang komponen satu ini punya batas umur pemakaian.
Ban yang telah aus tentu mengurangi kemampuannya dalam memberikan daya cengkram. Kalau sudah begini, potensi kehilangan traksi semakin besar dan bisa berujung fatal.
“Yang perlu kita cek adalah ban itu sudah aus atau belum, ya maksudnya kedalaman alurnya. Pemilik kendaraan bisa lihat TWI (Tread Wear Indicator). Tanda aman pemakaian ini nanti dilihat apakah sudah menyentuh batas. Wajib diganti dan bukan nunggu ban benar-benar aus, apalagi seperti musim hujan saat ini,” jelas Dodi Yanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk kepada kumparan, belum lama ini.
Berkendara agresif
Ilustrasi berkendara tanpa pakai jaket Foto: dok. The Taiger
Permukaan jalan yang licin akibat hujan tentu meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Sehingga jangan sekali-kali berkendara secara agresif, termasuk memacu sepeda motor dengan kecepatan tinggi.
Aquaplanning atau hydroplanning itu sama. Ini adalah sebuah kondisi di mana permukaan ban tidak mencengkeram permukaan jalan secara maksimal. Sehingga, motor bisa dengan mudah mengalami slip atau understeer,” kata Jusri.
Berteduh di bawah jembatan
Sejumlah pengendara motor berteduh di underpass saat hujan Foto: dok. Istimewa
Yang terakhir, masih dijelaskan Jusri, perilaku salah yang kerap dilakukan oleh pengendara sepeda motor adalah memanfaatkan underpass atau sudut bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) sebagai tempat berteduh.
“Ini bentuk perilaku masyarakat yang rendah empatinya, bisa dilihat perilaku tersebut tidak aman, mengabaikan kenyamanan, dan keselamatan orang lain. Kalaupun terpaksa berhenti, cari tempat yang aman, berkendara sambil hujan itu risiko, makanya harus dipersiapkan dengan matang,” paparnya.
Tips Berkendara Saat Hujan Foto: dok. Istimewa
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten