Hyundai Tetap Pakai Baterai Berbasis Nikel, Meski LFP Lebih Terjangkau

7 Februari 2024 12:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil listrik Hyundai IONIQ 6 dan IONIQ 5.  Foto: dok. HMID
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik Hyundai IONIQ 6 dan IONIQ 5. Foto: dok. HMID
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
President Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Woojune Cha menegaskan bahwa Hyundai secara global akan tetap menggunakan baterai jenis nikel atau dikenal dengan Nickel Manganese Cobalt (NMC) untuk mobil listrik mereka.
ADVERTISEMENT
Di tengah kemunculan berbagai model baru mobil listrik di dunia, jenis baterai lainnya seperti lithium ferrophosphate atau LFP seolah sebagai solusi untuk mengurangi biaya produksi yang mahal dengan harapan agar bisa dijual dengan harga lebih terjangkau.
"Menyoal baterai, as a group Hyundai Motor Company tetap berfokus ke baterai NMC karena dari segi kualitas lebih baik, jarak tempuh juga lebih baik. Apalagi kalau bicara pemakaian setelahnya," buka Cha kepada media di Jakarta, Selasa (6/2).
Hyundai IONIQ 5 dan IONIQ 6 bersanding di GIIAS Semarang 2023. Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Jenis baterai yang mengandung bahan nikel memang dikenal dengan keunggulan penyimpanan daya listrik yang lebih tahan lama dan tingkat kepadatan daya listrik tinggi. Lanjut Cha, baterai jenis NMC masih bisa diolah kembali bila tak lagi digunakan.
"Jadi untuk masa depan atau untuk pasar Indonesia baterai NMC adalah goals utama. Memang LFP lebih mudah dikembangkan dan diproduksi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Baterai jenis LFP saat ini digunakan pada model-model mobil listrik seperti Wuling Air ev dan BinguoEV, Neta V, hingga yang terbaru adalah seluruh lini produk BYD meliputi Dolphin, Atto 3, dan Seal.

Hyundai bangun fasilitas perakitan baterai mobil listrik di Cikarang

Groundbreaking Ceremony fasilitas perakitan baterai mobil listrik oleh PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (31/5/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) tengah membangun fasilitas perakitan sistem baterai mobil listrik di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Peresmiannya ditandai dengan peletakan batu pertama pada Mei tahun lalu.
“HEI adalah bentuk kerja sama antara Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dan Hyundai Mobis of Hyundai Motor Group. Fasilitas ini adalah yang pertama bagi Hyundai di ASEAN,” ujar President Director HEI, Chang Oug Hong.
Fasilitas dengan luas area 32.118 meter persegi itu menelan biaya investasi sebesar 60 juta dolar AS atau berkisar Rp 900 miliar dan ditargetkan dapat beroperasi pada Maret 2024 mendatang.
Groundbreaking Ceremony fasilitas perakitan baterai mobil listrik oleh PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (31/5/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
“Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 21.000 unit battery system assembly (BSA) hingga tahun depan (2024) dan selanjutnya akan bertambah menjadi 50.000 unit BSA,” imbuh Chang.
ADVERTISEMENT
Nantinya, fasilitas ini akan mendukung pabrik perakitan sel baterai yang merupakan hasil kerja sama dengan LG Energy Solution di Karawang, Jawa Barat. Diharapkan pasokan komponen baterai untuk mobil listrik Hyundai buatan lokal akan semakin lancar.
“Sel baterai yang dibuat di sini akan dipasok dari HLI Greenpower Indonesia. Produksi 1,4 GWh dengan dua module production dan satu BSA Production Line hingga tahun depan. Kami juga akan menambahkan satu module line, 2 BSA Line dan memiliki kapasitas produksi 3,6 GWh. HEI akan memiliki total kapasitas produksi 5 GWh dalam waktu dekat,” pungkas Chang.
***