Infrastruktur Belum Memadai, GWM Pilih Jual Mobil Hybrid Dulu

3 Maret 2024 12:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GWM Haval H6 Hybrid di ICE BSD, Tangerang. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
GWM Haval H6 Hybrid di ICE BSD, Tangerang. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seolah enggan mengikuti pakem pabrikan China lainnya, Great Wall Motors atau GWM lebih memilih meluncurkan dua produk dengan teknologi hybrid sebagai perkenalan brand itu untuk pasar otomotif Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beberapa brand baru terutama dari China tengah gencar menyerbu pasar domestik dengan mobil-mobil listrik mereka masing-masing. Bahkan, ada beberapa yang tak segan menyatakan hanya akan menjual mobil listrik murni di Indonesia.
Marketing Director PT Inchape Indomobil Energi Baru sebagai pemegang brand GWM di Indonesia, Hari Arifianto menjelaskan mobil hybrid saat ini memiliki keuntungan lebih untuk kategori kendaraan elektrifikasi.
"Kalau dilihat masyarakat dengan kendaraan hybrid itu bisa langsung menikmati keunggulan di dua dunia. Pertama mobil ICE (Internal Combustion Engine) dengan kemudahan sumber energi dan satunya dari sisi kendaraan elektrik seperti mobil listrik," buka Hari ditemui di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (2/3/2024).
GWM Tank 500 Hybrid di ICE BSD, Tangerang. Foto: Sena Pratama/kumparan
Lebih lanjut, Hari mengungkapkan untuk masalah sumber daya, mobil hybrid lebih praktis. Sebab, bahan bakar yang digunakan serupa dengan mobil ICE yakni bensin minimal oktan 92, yang mana secara ketersediaan telah merata di seluruh wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kemudian bisa seperti membawa mobil listrik, misalnya kita bawa pada kecepatan 35 km/jam itu akan sangat irit sekali. Pengujian internal kami Haval H6 hybrid bisa sampai 20 kilometer per satu liter bensin," jelasnya.
Dengan kemampuan seperti itu, ia menilai masyarakat jadi tidak perlu khawatir seperti sebelum memutuskan membeli mobil listrik, yang masih mempersoalkan infrastruktur dan durasi pengecasannya.
"Sering kita diskusi dengan pelanggan kita yang khawatir butuh charging atau segala macam, misalnya (jika mobilnya) buat pulang kampung. Ini yang jadi alasan kenapa kok hybrid is the correct platform," beber Hari.
Haval A6 akan bermain di segmen SUV segmen C. Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Faktor lainnya adalah hasil penjualan mobil elektrifikasi di dalam negeri yang meliputi hybrid dan listrik murni, hasilnya mobil hybrid mampu menguasai pangsa pasar kendaraan elektrifikasi beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
"Betul, dari data penjualan itu yang pertama. Kemudian wawancara dengan calon pembeli, kita masih melihat mereka punya kekhawatiran terhadap ekosistem pendukung untuk elektrifikasi. Jadi kenapa tidak dicoba dulu, kalau sudah tahu nikmatnya elektrifikasi dengan efisiensi BBM yang tinggi," kata Hari.
Meski demikian, Hari mengaku bukan berarti GWM sama sekali tidak berniat untuk meniagakan mobil listrik di Indonesia. Hanya saja, menurutnya semua butuh proses dan waktu. Adapun, ia berharap untuk tahun ini bisa dapat menjual satu model mobil listrik.
GWM Indonesia baru saja merilis harga resmi untuk dua mobil hybrid mereka dengan merek Tank 500 dan Haval H6. Masing-masing dibanderol Rp 1,19 miliar dan Rp 595,8 juta on the road (OTR) Jakarta.
ADVERTISEMENT
***