Jangan Kebiasaan Geber Gas Sebelum Matikan Mesin Motor, Ini Efek Fatalnya

27 Januari 2021 9:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Posisi berkendara Kawasaki Ninja ZX-25R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Posisi berkendara Kawasaki Ninja ZX-25R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kebiasaan menggeber gas ketika ingin mematikan motor atau mobil masih banyak dilakukannya pemiliknya. Kebiasaan ini bisanya mengikuti ritual orang tua tempo dulu, mereka beranggapan menggeber gas saat ingin mematikan mesin bisa menjaga kualitas kelistrikan kendaraan.
ADVERTISEMENT
Padahal, dijelaskan oleh Senior Technical Advisor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Slamet Kasianom, menggeber gas ketika ingin mematikan mesin tak memiliki efek positif pada kendaraan, justru sebaliknya.
"Itu mitos, apalagi ketika motor sudah jauh dan dipakai durasi lama. Ketika dipakai sebenarnya ada sistem pengisian otomatis, baterai jadi terisi. Fungsi baterai (aki) kan untuk menyimpan listrik untuk apa digeber dan beranggapan untuk mengisi listrik," kata Slamet kepada kumparan belum lama ini.
Ilustrasi aki motor Foto: Shutterstock
Dijelaskan Slamet, voltase paling minimal untuk menggerakkan kruk as dan dinamo starter adalah 10,8 volt. Nah, selagi kualitas aki masih bagus, saran dia tinggalkan kebiasaan geber gas sebelum mematikan mesin motor.
Faktanya geber gas ketika ingin mematikan mesin bisa berakibat fatal pada jeroan atau komponen dalam mesin. Musababnya, ritual ini dilakukan dengan salah, ketika digeber hingga rpm tinggi kunci kontak langsung diputar ke posisi off.
Layout mesin Yamaha WR 155 R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Slamet menyebutkan, dalam kondisi itu mesin sedang bekerja tinggi dan butuh suplai oli. Nah, ketika dimatikan secara mendadak otomatis komponen dalam mesin belum terlumasi dengan baik, sehingga bisa berpotensi menyebabkan kerusakan bahkan paling parah valve jump atau bahasa umumnya mesin jebol.
ADVERTISEMENT
"Pernah kejadian waktu saya di tim balap, saat dipanaskan di paddock dan gas diputar tiba-tiba rontok mesin dan jebol," pungkas dia.
Bicara teknis lagi, ketika mesin hidup ada komponen mesin yang berputar (momen radial) dan bertabrakan (momen axial). Dan ketika motor hidup lalu digas secara mendadak 2 momen itu muncul, nah saat dimatikan secara tiba-tiba komponen tak mendapatkan oli tapi masih dalam kinerja tinggi.
"Biasanya bagian klep akan membentur ke piston dan bisa pecah karena tidak ada beban sama sekali di situ. Selain itu efeknya ketika terjadi momen puntir tiba-tiba keausan komponen makin cepat," tegas dia.

Motor semakin canggih

Panel instrumen digital all new Yamaha Aerox. Foto: Bangkit Jaya/kumparan
Nah, agar tak mengalami kejadian ini mulai sekarang tinggalkan kebiasaan salah tersebut. Slamet juga mengatakan, seiring perkembangan zaman, teknologi pada motor pasti akan berubah menjadi lebih advanced.
ADVERTISEMENT
Seperti contohnya untuk memeriksa tegangan aki cukup dengan melihat informasi di panel instrumen, Jika tak punya, bisa memanfaatkan produk aftermarket yang banyak dijual di pasaran.
"Lalu juga ketika ingin memanaskan motor, sebaiknya tidak usah digeber. Karena pada dasarnya baterai akan terisi ketika motor berjalan langsung di 4 sampai 5 ribu rpm," pungkasnya.