Jangan Keburu Nafsu Beli Mobil Baru, 3 Hal Ini Wajib Diperhatikan
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Relaksasi pajak penjualan barang mewah (PPnBM ) yang membuat beberapa harga roda empat jadi lebih terjangkau, berhasil memantik masyarakat membeli mobil baru .
ADVERTISEMENT
Misalnya Honda Brio RS bertransmisi manual, semula Rp 190 juta menjadi Rp 179 jutaan atau turun sekitar Rp 10,2 jutaan. Itu pun belum ditambah diskon yang diberikan diler, supaya makin menarik minat pembeli.
Anda salah satu yang berencana ikutan beli mobil baru dalam waktu dekat? Sebelum itu, pastikan Anda punya perencanaan keuangan yang tepat guna mengatur biaya operasional dan kepemilikan mobil.
Sebab jika diabaikan, menurut Financial Educator dan Periset Lifepal Aulia Akbar, ada kemungkinan dana mengendap yang dimiliki malah terpakai untuk operasional dan perawatan kendaraan.
"Sehingga arus kas bulanan makin terganggu, alhasil aset tabungan dan kas yang dimiliki bisa terkuras tanpa diketahui," jelasnya kepada kumparan belum lama ini.
Makanya, guna menghindari hal tersebut Aulia merinci beberapa tips jitu merangkai perencanaan biaya kepemilikan mobil, termasuk operasionalnya. Ini penting diperhatikan, khususnya Anda sebagai pembeli baru untuk kepemilikan mobil pertama.
ADVERTISEMENT
Ada 3 hal utama yang diuraikan Aulia, berikut penjelasannya.
1. Sisihkan pendapatan sebagai dana darurat mobil
Dana darurat mobil yang dimaksud Aulia adalah biaya tabungan yang digunakan untuk perawatan, di dalamnya juga termasuk dana untuk penggantian suku cadang dan ongkos pengerjaan. Sebab tak jarang saat melakukan perawatan berkala, ditemukan beberapa perbaikan tambahan di luar buku servis.
Biasanya karena masih garansi, penggantian part masih gratis, konsumen hanya membayar biaya jasanya. Syukur-syukur Anda mendapatkan mobil dengan jaminan purnajual berupa gratis biaya perawatan sampai jangka waktu tertentu.
Oleh sebab itu, menyisihkan pendapatan untuk dana darurat mobil juga bisa digunakan umpama mengalami kendala teknis di jalan atau amit-amit terlibat kecelakaan. Sehingga harus memanggil derek atau mekanik, yang ujung-ujungnya butuh pengeluaran.
Lewat dana darurat, Anda tak perlu menggunakan dana tabungan utama atau pakai uang yang harus digunakan sebagai keperluan lain, cicilan misalnya. "Sisihkan uang 1 persen atau maksimal 5 persen dari penghasilan bulanan untuk kebutuhan darurat," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebagai gambaran, Anda bisa gunakan hitungan simulasi berikut.
2. Bedakan biaya operasional dan tahunan
Tak kalah menarik, Anda juga harus ingat selain butuh biaya operasional sehari-hari, mobil juga punya biaya tahunan berupa pembayaran pajak dan asuransi --jika premi dibayarkan per tahun.
Buat estimasi pengeluaran selama sebulan, mencakup biaya bensin, parkir, dan tol. Kemudian hitung pula pajak tahunan dan besaran asuransi mobil. Misalnya seperti tabel perencanaan dan estimasi di bawah ini.
Berikutnya jumlahkan semuanya menjadi biaya per tahun. Jadinya pengeluaran bulanan dikali 12 lalu ditambahkan pajak dan asuransi tadi. Besaran nominalnya tentu mengagetkan bukan?
Oleh sebab itu di luar biaya operasional rutin per bulan, sisihkan lagi sejumlah dana guna menutupi biaya tahunan mobil. Besaran nominalnya bisa dihitung dari total pengeluaran dibagi 12 bulan.
Dalam kasus ini jika dana tahunannya sebesar Rp 8,4 juta, maka setelah dibagi rata per bulannya ketemu nominal Rp 700 ribu, sebagai dana yang harus Anda siapkan per bulannya untuk bayar pajak beserta asuransi.
ADVERTISEMENT
3. Gunakan rekening terpisah
Inti dari perencanaan keuangan kepemilikan mobil adalah jangan sampai mengganggu arus kas bulanan atau nilai aset yang dimiliki. Maka, tak ada salahnya buat rekening terpisah yang dikhususkan sebagai biaya kepemilikan mobil.
"Tujuan rekening baru agar pengeluaran untuk mobil tidak tercampur dengan pengeluaran sehari-hari," ungkapnya.
Bila perlu manfaatkan investasi berjangka berupa reksadana pasar uang, yang penarikan dananya bersifat fleksibel tanpa menunggu jangka waktu tertentu.
Sebab keperluan perawatan berkala sudah dipatok selama periode tertentu. Pun dengan pembayaran pajak dan asuransi mobil yang bisa ditakar kapan harus membayarnya sebelum masa jatuh tempo.
"Pada intinya kepemilikan mobil membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan wajib pula bagi Anda untuk melindungi aset ini dengan asuransi mobil, menghindari risiko finansial yang harus ditanggung sendiri saat mobil rusak, kecelakaan, atau hilang," pungkasnya.
ADVERTISEMENT