Kata Rifat Sungkar Soal Salah Kaprah Berhenti Mobil Manual di Lampu Merah

23 Juni 2020 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara kendaraan bermotor berhenti di lampu merah perempatan Jalan Darmo-Jalan Pandegiling, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/2). Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara kendaraan bermotor berhenti di lampu merah perempatan Jalan Darmo-Jalan Pandegiling, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/2). Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
ADVERTISEMENT
Dibatasinya aktivitas pusat perbelanjaan dan juga ruang hiburan selama masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), serta pandemi Covid-19 yang belum mereda, membuat beberapa orang masih belum percaya diri untuk berpergian ke tempat-tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, mereka pun mencari aktivitas-aktivitas lain yang bisa mengusir rasa bosan, namun tetap aman dan terhindar dari pusat keramaian, salah satunya belajar mobil manual.
Tidak hanya berguna mengisi waktu luang, belajar mobil manual juga bisa dimanfaatkan untuk melancarkan kembali kemampuan para pengemudi yang belum terlalu mahir atau bahkan belum bisa sama sekali nyetir mobil manual.
Selain belajar melakukan akselerasi awal, para pengemudi pemula juga disarankan untuk memahami teknik deselerasi dengan benar. Seringkali, para pengemudi pemula masih salah kaprah dalam melakukan deselerasi, terutama saat akan berhenti di lampu merah atau kemacetan.
Umumnya, mereka sering terburu-buru memindahkan tuas transmisi ke posisi netral, padahal posisi berhenti masih cukup jauh. Duta Keselamatan Berkendara yang juga pereli nasional, Rifat Sungkar, mengatakan cara tersebut sangat tidak dianjurkan, karena berbahaya dan bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Mobil Manual. Foto: Shutter Stock
Lebih lanjut, kata Rifat, dengan menetralkan tuas transmisi mobil manual ke posisi netral sebelum benar-benar berhenti, juga bisa memberatkan kinerja sistem pengereman. Itu artinya, satu-satunya sistem pengereman yang diandalkan untuk berhenti, hanya bertumpu pada rem roda saja tanpa adanya rem dari putaran mesin.
Idealnya, saat hendak berhenti di lampu merah atau kemacetan tersebut, pengemudi menurunkan tuas transmisi hingga gigi 2, lalu injak rem hingga benar-benar berhenti, baru netralkan tuas transmisi.
“Enggak perlu oper ke gigi 1, karena gigi 1 itu susah masuk kalau dari gigi 2. Jadi buat kalian yang mau tahu, gigi 1 itu paling gede sendiri giginya, jauh sekali bedanya dengan gigi-gigi yang lain. Masalahnya, gigi 1 karena gede makanya kita kalau masukin dorong itu susah, karena kita harus memasukkan ke gigi gede,” beber Rifat.
Ilustrasi oper gigi pada mobil manual. Foto: dok. Muhammad Ikbal
Selain itu, posisi gigi 1 yang berada di paling ujung sebelah kiri, seringkali pengemudi merasa kesulitan untuk memasukkannya. Khawatirnya, apabila belum terbiasa, justru akan berpotensi salah masuk gigi yang bisa berdampak pada rusaknya komponen girboks.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Rifat pun mengatakan dalam menurunkan gigi menjelang berhenti, cukup sampai gigi 2 saja baru selanjutnya netralkan transmisi ketika sudah benar-benar berhenti.
Nah, buat kalian yang ingin tahu penjelasan-penjelasan lain seputar belajar mobil manual, seperti teknik, pengetahuan dasar, dan kesalahan yang tidak boleh dilakukan, Rifat Sungkar akan mengupas tuntas dan menjawabnya secara lengkap dalam Virtual Talk episode 5 tersebut. Jadi, saksikan video lengkapnya di bawah ini ya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Saksikan video menarik di bawah ini.