Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Kejar Kondisi Normal, Adira Pasang Target Pembiayaan Rp 34 Triliun di 2022
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Portofolio Adira Finance, Harry Latif mengatakan, ini ditunjang salah satunya karena penjualan mobil yang meningkat, lantaran insentif PPnBM DTP.
Selain itu juga didorong oleh beberapa aktivitas yang sudah dijalankan. Di mana ada adira expo, yang cukup berhasil terselenggara di akhir 2021.
"Kegiatan ini juga membuat kami bisa lebih dekat dengan customer ya, dengan diler segala macam," tuturnya.
Performa portofolio Adira Finance Tahun 2021
- Pembiayaan mobil baru naik 62,8% (Rp 6,7 triliun)
- Pembiayaan mobil bekas naik 37,5% (Rp 3,8 triliun)
- Pembiayaan motor baru naik 34,8% (Rp 9,4 triliun)
- Pembiayaan motor bekas naik 12,7% (Rp 1,7 triliun)
- Pembiayaan Durables naik 7% (Rp 329 miliar)
- Fasilitas dana multiguna naik 35% (Rp 4 triliun).
Aplikasi Adiraku 2.9
Direktur Marketing Adira Finance, Swandajani Gunadi menyebut juga, mereka sudah memiliki memungkinkan masyarakat mengajukan
ADVERTISEMENT
pembiayaan, dan mendapat berbagai solusi keuangan secara digital.
"Ini tentunya bisa diakses secara online kapanpun dan juga dimanapun," ucapnya.
Lewat aplikasi ini masyarakat bisa beli motor dan mobil baru atau bekas, termasuk beragam produk durable goods dan pinjaman dana tunai, serta asuransi.
"Sebagai informasi, hingga saat ini aplikasi adiraku telah di-download lebih dari 1,6 juta kali, dengan sekitar 1,2 juta konsumen telah melakukan registrasi sejak diperkenalkan pada Februari 2020," ujar Swandajani.
Proyeksi di 2022
Harry Latif mengungkapkan, mereka tahun ini juga mengharapkan kenaikan yang cukup signifikan atau sekitar 30 persen. Sehingga total pembiayaan baru bisa mendekati kondisi normal.
"Ya kurang lebih dengan kenaikan segitu secara angka bisa mencapai Rp 33-34 triliun. Kami juga pasti mengikuti market, di mana di 2022 prediksinya mendekati normal," kata Harry.
ADVERTISEMENT
Sementara bila melihat capaian Adira di 2019 lalu, total pembiayaan baru tembus Rp 37,9 triliun sepanjang 2019. Angka tersebut turun 1% dibanding 2018 Rp 38,2 triliun.