OTOHITZ-First Drive

Kia Picanto GT Line Layak untuk Dipinang?

23 Januari 2020 10:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Kia perlahan tapi pasti mencoba bangkit dan membuka lembaran baru berkiprah di Tanah Air.
Ya, setelah terseok-seok penjualannya pada 2016 hingga 2017, dan bahkan keluar dari keanggotaan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jenama Korea Selatan ini siap tancap gas lagi melalui naungan perusahaan baru.
Desain velg Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Sebagai batu loncatan, Kia meniagakan Picanto GT Line, city car andalannya yang lengkap dengan sentuhan balap. Banderol resminya Rp 205,5 juta untuk manual dan Rp 220,5 juta versi otomatiknya.
Sebenarnya di bawah trim GT Line, Kia juga menawarkan varian EX. Hanya saja karena Picanto GT Line lebih berkarakter dan tampil beda dari mobil perkotaan lainnya, maka tak berpikir panjang langsung kami coba.
Seperti biasa, pada ulasan test drive ala kumparan, akan kami bahas mulai dari rasa berkendara hingga konsumsi bahan bakarnya.
Test drive Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Posisi mengemudi kurang 'greget'
Jujur saya terkesima saat diberi mandat untuk mencobanya. Saat pertama kali masuk ke kabin, nuansa sporty namun simpel terpancar dari dashboard-nya. Cocok buat Anda yang kurang suka desain neko-neko seperti mobil keluaran pabrikan Jepang.
Karena ini GT-Line, maka jangan heran bila ada tambahan aksen merah pada door trim, setir hingga joknya.
Desain jok Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Saat duduk pun joknya seakan mampu menopang tubuh dengan baik. Maklum, desainnya ala semi bucket seat, sehingga badan tidak akan mudah goyang ke ke samping. Tapi sayang tidak ada pengaturan ketinggian, cuma ada reclining maupun sliding.
Posisi berkendara Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Maka supaya berasa posisi duduk bergaya sporty-nya, sandaran jok saya atur reclining-nya sedikit ke belakang.
Selebihnya untuk visibilitas sebagai pengemudi, rasanya tidak ada bedanya dengan city car lain: pandangan luas dan pilar A yang tidak mengintimidasi.
Posisi berkendara Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Fitur pemanja
Nah sebelum beralih ke rasa berkendaranya, saya sebenarnya tidak sabar buat membahas fitur kenyamanan atau pemanja mobil.
Kia Picanto GT Line jadi satu-satunya city car di Indonesia yang punya sunroof. Mekanismenya bisa dibuka secara tilt atau dibuka penuh kacanya. Tentu ini jadi standar baru mobil perkotaan saat ini.
Interior Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tak kalah menarik, ada pula head unit model floating yang bisa terkoneksi melalui Apple CarPlay atau Android Auto. Kualitas suara pun meski bukan yang terbaik, cocok lah diberi dua jempol, bass maupun treble-nya pas didistribusi ke empat speaker dan dua tweeter-nya.
Posisi menyetir Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Mobil yang asyik dikendarai
Oke, boleh dibilang Kia Picanto GT Line ini kecil-kecil cabai rawit. Meski ditenagai dari mesin 1.200 cc bertenaga 86 dk dan torsi 119 Nm, karakternya mau membuat hentakan pada putaran bawah.
Iya, dari kondisi diam kemudian gas diinjak tipis-tipis, akselerasinya terbilang galak. Mobil seakan langsung ingin melaju dengan cepat. Nyuuut, badan langsung terhempas ke sandaran jok, begitulah rasanya.
Test drive Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tenaga pun terus mengisi hingga putaran menengah. Kondisinya memang tidak diinjak sampai penuh pedal gasnya, putaran mesin sengaja diatur di sekitar 2.400 rpm baru ganti gigi.
Tapi beda cerita saat kick down, raungan mesin sejak 3.000 rpm ke atas mulai masuk ke kabin. Jarum takometer pun juga terbilang cepat naik dan pergantian giginya terasa halus.
Test drive Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Suspensi keras tapi nyaman
Saat melewati marka kejut, sensasi jedug-jedug --bunyi yang timbul akibat benturan di suspensi-- pun terasa dominan. Suspensi jujur kami rasakan cukup keras.
Tapi ini dibayar untuk rasa pengendaliannya yang lincah tapi enggak bikin limbung. Maka ketika bermanuver atau menikung saat kecepatan agak tinggi, kendalinya pun rigid atau kaku.
Test drive Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Apalagi didukung dengan feeling setir yang mudah sekali mengoreksi laju mobil kembali ke tengah. Jadinya tidak butuh effort banyak untuk mengubah arah laju si mobil.
Konsumsi bahan bakar
Terakhir ulasan konsumsi bahan bakarnya, dapat dikatakan Kia Picanto GT Line tetap mempertahankan efisiensi bensin yang baik.
Model kunci Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Setelah saya mencobanya selama seminggu dengan kondisi macet, stop and go, tol dalam kota, hingga keadaan kaki tidak disekolahkan, data dari multi information display (MID) menunjukkan angka 13,8 hingga 15,3 km per liter.
Yang menarik, kalau mengemudikannya secara eco driving, rpm tidak melewati 2.000 rpm dan kecepatan rata-rata 60-70 km/jam, data yang didapat adalah 20,4 km per liter.
Kesimpulan
Masuk ke kesimpulan, Kia Picanto GT Line cocok jadi alternatif atas ragam pilihan city car. Selain karena sunroof dan tampilannya yang lebih 'racing look', mobil juga memiliki karakter fun to drive dan konsumsi bahan bakar yang jempolan.
Test drive Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Desain jok baris belakang Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Interior Kia Picanto GT Line kental aura balapnya Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Door trim Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Layout mesin Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Test drive Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Test drive Kia Picanto GT Line Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten