Kritik Organda Soal Kebijakan B30 Pemerintah, Komponen Cepat Rusak

6 September 2019 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengujian bahan bakar B30 sudah 80 persen. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengujian bahan bakar B30 sudah 80 persen. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM menggelar Road Show Uji Jalan B30, di Gedung PPTMGB LEMIGAS, Balitbang KESDM, sembari menginformasikan soal uji jalan B30 yang sudah 80 persen dilakukan, Kamis (5/9).
ADVERTISEMENT
Pada sesi diskusi yang bersama dengan peserta acara dari berbagai pemangku kepentingan, perwakilan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kusuma, melayangkan kritik pedas terhadap kebijakan B30.
Dirinya bahkan menyebut, Organda sendiri kurang sepakat. Pasalnya, meski bahan bakar biodiesel tersebut kompatibel buat kendaraan bermotor, ada efek negatifnya.
Pengujian bahan bakar B30 sudah 80 persen. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
"Kami sebenarnya kurang bersepakat dengan B30 karena mengurangi umur sparepart, karena di dalam CPO ada komponen asam dan kadar air, kemudian juga mengental, dan berpengaruh terhadap pembakaran mesin dan filter," ucapnya mengawali diskusi dua arah.
Menanggapi hal tersebut, Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), mengakui fakta tersebut, tapi pada kondisi tertentu.
"Pergantian filter kemudian potensi penyumbatan di filter yang terjadi cepat, memang hal itu terjadi Pak, untuk kendaraan yang sebelumnya menggunakan solar. Pasalnya biodiesel itu sifatnya mencuci, sehingga kotoran-kotoran yang ditinggalkan oleh bahan bakar sebelumnya tersapu dan nyangkut di filter," tuturnya.
Pengujian bahan bakar B30 sudah 80 persen. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
Sehingga, kata Andriah, memang untuk tahap 3-6 bulan pertama, penggantian filternya akan menjadi lebih cepat. Sementara setelah itu normal kembali.
ADVERTISEMENT
"Untuk pengguna mobil-mobil baru, yang sebelumnya belum menggunakan solar murni atau B0 langsung ke B30, itu biasanya tak terjadi karena memang, kita mengupayakan bahan bakar biodiesel ini bisa mendekati solar," kata Andriah.

Untung Tergerus

Kritik keras Organda kepada kebijakan tersebut, tentu beralasan. Pasalnya sebagai pebisnis, mereka juga perlu memperhitungkan untuk dan rugi dari operasional mereka.
Bila komponen cepat mengalami penggantian, atau lebih cepat dari rekomendasi pabrik, maka biaya operasional mereka bertambah dan keuntungan bisa tergerus.
"Namun memang sekali lagi, teman-teman mengalami pada posisi apalagi mobil-mobil lama, kemudian diisi dengan biodiesel dan ada endapan, filter mampet filter harus diganti, tidak apa-apa tapi harus cepat ganti, dan akhirnya cost," ucap Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Ateng berharap kalau kebijakan ini tak hanya berpikir pada kepentingan satu pihak dan sepenggal-sepenggal, tapi sampai selesai dan tuntas --hulu dan hilir. Sehingga semua bisa terakomodasi.