Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Setiap pemilik sepeda motor menginginkan biaya perawatan kendaraannya yang tidak membuat kantong jebol. Namun sayangnya, mereka justru sengaja mengulur waktu penggantian oli mesin.
Padahal turunnya kualitas oli seiring pemakaian bisa berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Termasuk jika jenis oli yang dipakai tidak sesuai dengan karakter mesin.
"benar sekali bahan bakar bisa boros. Oli sudah jelek jadi kinerja atau putaran mesin berat tarikannya. Lalu, pemakaian tidak sesuai spesifikasi mesinnya," kata Kepala Bengkel Bintang Motor Honda Cinere, Ribut Wahyudi, kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Hal senada juga disampaikan Kepala Bengkel AHASS Honda Beji, Depok, Susanto. Menurutnya, efek telat mengganti oli mesin bisa mesin jebol.
"Misalkan kalo olinya kering mesin jadi panas, pasti pistonnya baret, setang sehernya kena, bearing-nya rusak, itu kan sama saja gesekan antara besi, tidak ada pelumas untuk mendinginkan mesin," kata Susanto.
Untuk itu, penggantian oli secara berkala, sesuai buku servis, sangat disarankan. Namun, khusus pemakaian sehari-hari dengan kondisi jalanan padat lebih baik sebulan sekali atau setiap 2.000 kilometer.
Kekentalan dan klasifikasi oli
Susanto menyebut, oli memiliki tingkat kekentalan yang berefek terhadap mesin. Di pasaran, umumnya kekentalan oli diukur oleh kode SAE (Society of Automotive Engineer) yang tertera pada kemasan, misalnya SAE 10W-30, 10W-40 atau 20W-40, 20W-50.
"Beda juga antara oli motor matik dan motor manual untuk kopling kering dan kopling basah, paling kekentalannya aja yang beda. Balik lagi pengaruhnya ke pendinginan ruang mesin dan keiritan BBM. Makanya penggunaan SAE harus sesuai buku manual," ujarnya.
Selain itu klasifikasi oli dibedakan menjadi oli sintetik dan oli mineral berdasarkan kandungan zat aditif di dalamnya. Oli sintetik biasanya memiliki struktur yang lebih merata dan membuat performa pelumasan lebih baik sehingga menambah umur pemakaian hingga 3.500 km.
Sedangkan oli mineral lebih kental dan lebih kebal menahan hawa panas sehingga lebih cocok untuk motor tahun lama yang umumnya sudah mengalami penurunan kualitas komponen mesin.
"Tapi balik lagi tergantung konsumen biasanya pakai yang mana, kita sudah menawarkan yang bagus atau yang biasa. Kalau ganti-ganti juga tidak bagus untuk mesin. Tapi soal perlindungan oli sintetik lebih baik.
Dari segi harga juga berbeda, lebih mahal oli sintetik. Sebagai contoh oli mineral motor matik dibanderol sekitar Rp 46 ribu. Sedangkan oli sintetiknya berkisar Rp 54 ribu.
Jadi, jangan ngeluh BBM atau bensin motor kamu boros kalau malas ganti oli secara rutin, ya!