Lintasi Jalan Menurun Pakai Mobil Manual Jangan Netralkan Transmisi!

25 Juni 2020 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jalan menurun. Foto: www.tacomadodge.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jalan menurun. Foto: www.tacomadodge.com
ADVERTISEMENT
Pengemudi mobil manual saat menemui jalan menurun kerap membiarkan lajunya tak tertahan. Dalam artian sengaja membuat mobilnya gelosor menurun dengan menetralkan posisi transmisi atau menginjak kopling.
ADVERTISEMENT
Cara ini dipercaya bisa sedikit menghemat bahan bakar, sebab sama sekali tidak menginjak pedal gas. Lalu untuk menahan laju, langsung mengandalkan rem tanpa pakai engine brake.
Ilustrasi tuas transmisi mobil manual. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Metode tersebut sebaiknya dihindari. Menurut Duta Keselamatan Berkendara, Rifat Sungkar, perilaku tersebut justru membahayakan, menempatkan kendaraan dalam posisi yang sulit dikendalikan.
"Sejujurnya gue enggak setuju dengan cara gelinding itu bikin mobil enggak terkontrol. Tiba-tiba ada kucing begitu bagaimana?Mau reaksi manuver kaki enggak ready di gas ataupun rem," buka Rifat dalam wawancara eksklusif kumparan Virtual Talks beberapa waktu lalu.
Kendaraan melintas di Jalan Raya Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Belum lagi diperparah dengan kerja rem yang lebih berat. Jika hanya mengandalkan rem untuk deselerasi, sudah barang tentu gesekan antara kampas dengan cakram atau tromol menjadi makin besar, akibatnya timbul panas.
ADVERTISEMENT
Panas ini kemudian merembet ke suhu minyak rem yang tinggi, sehingga terjadi penguapan. Dalam kondisi tersebut muncul angin di selang rem yang bikin performa pengereman berubah drastis hingga blong.
"Makanya setiap pengemudi itu harus selalu aware, ready, dan berpikir ada sesuatu yang harus selalu diantisipasi. Itu deselerasi tanpa gigi sama sekali enggak ada gunanya," lanjutnya.
Posisi tangan saat mengemudi Nissan Livina terbaru Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Sebaiknya menyikapi situasi tersebut, Rifat mengatakan pengemudi harus selalu ingat mengaktifkan engine brake, dengan begitu laju mobil bisa tertahan.
Caranya mudah, ketika jalan menurun, mesin harus dibiarkan meraung dalam putaran tinggi dengan memasukkan gigi rendah. Tidak perlu khawatir dengan dengungan suara mesin yang keras.
"Misal turun dalam kecepatan 60 km/jam taruh di gigi 3, rpm di 3.000-4.000, atau oper ke gigi dua makin loncat ke 4.000 atau 5.000 rpm, itulah titik yang bagus untuk turunan, menahan kecepatan dan gaya gravitasi," imbuh pria yang juga berprofesi sebagai pebalap nasional ini.
Transmisi Manual 6 percepatan Mahindra Scorpio Pikup Foto: Ghulam M Nayazri
Metode ini juga ampuh mencegah terjadinya rem blong. Sebab kerja rem tergolong ringan. Jelas Rifat kontribusinya sekitar 20 hingga 40 persen, karena deselerasi paling banyak mendapat bantuan dari engine brake.
ADVERTISEMENT
"Otomatis gesekan di rem tidak terlalu besar. Lagian putaran mesin (mobil manual) yang teriak itu enggak ada kasusnya kok bikin mesin meledak," pungkasnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.