Manajemen Bengkel Jadi Kunci Keberhasilan Thrive Motorcycle

14 November 2018 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Thrive Motorcycle (Foto: dok. Thrive)
zoom-in-whitePerbesar
Thrive Motorcycle (Foto: dok. Thrive)
ADVERTISEMENT
Berangkat dari kekecewaan akan proses modifikasi sepeda motor di Indonesia, Thrive Motorcycle kemudian lahir.
ADVERTISEMENT
"Soalnya waktu itu, tahun 2012, belum ada bengkel modifikasi representative (yang jadi teladan) seperti sekarang. Kita sering lihat-lihat motor modifikasi di luar, di Bike EXIF, di Pipe Burn, kok --saat itu-- di Indonesia gak ada yang bisa bikin motor dengan eksepektasi seperti itu?" cerita Erlangga Djojosaputro, satu dari antara lima orang pendiri Thrive Motorcycle, kepada kumparanOTO.
Dia juga menjelaskan, awalnya mereka hanya penggiat modifikasi yang mempercayakan motornya di bengkel rekanan. Namun, rupanya mereka merasa apa yang dibuat oleh bengkel yang ada kala itu masih belum sesuai ekspektasi mereka. Akhirnya lima sekawan yang sebelumnya bekerja di industri kreatif ini kemudian memutuskan untuk membangun bengkelnya sendiri di wilayah Kemang, Jakarta Selatan, yang terus berkembang hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
--
Thrive menilai masalah utama dari dunia modifikasi sepeda motor di Indonesia adalah manajemen bengkel yang berantakan, sehingga banyak hal tidak terukur selama proses pengerjaan.
"Dulu gue juga ngerasain ke bengkel kayak orang gila, awal bangun motor Rp 15 juta, setelah dihitung-hitung bisa abis Rp 40 juta. Ini karena pelaku industri (modifikatior) juga clueless kok," terang pria yang akrab disapa Angga saat kumparanOTO berkunjung ke bengkelnya.
Bengkel Thrive Motorcycle di Kemang, Jakarta Selatan (Foto: dok. Thrive Motorcycle)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel Thrive Motorcycle di Kemang, Jakarta Selatan (Foto: dok. Thrive Motorcycle)
Menurut dia banyak bengkel modifikasi yang mengutamakan jumlah unit kendaraan yang dikerjakan ketimbang kualitas yang ditawarkan menjadi salah satu sebab kerja bengkel yang tak teratur. Dampaknya estimasi biaya yang jauh dari kenyataan, waktu pengerjaan yang sering molor, dan subsidi silang untuk membangun motor yang mebuat jomplang kualitas adalah hal yang tidak jarang ditemukan. Hal ini bukan hanya merugikan konsumen tapi juga modifikator itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Biaya opersional misal untuk bahan baku, peralatan, dan lain-lain, dibandingkan dengan motor yang dikerjakan, belum tentu nutup loh . Bisa jadi rugi. Tapi kerugiannya gak pernah bisa dikalkulasi, karena gak pernah punya perhitungan matang di depan. Istilahnya kayak arsitek, RAB (Rencana Anggaran Biaya)-nya gak ada. Yang terjadi di industri ini sama persis," tambah Angga lagi.
Thrive sendiri menyikapi hal ini dengan membuat sebuah sistem kerja baru yang dirasa dapat menjadi solusi. Begitu konsumen datang dan berkonsultasi, beberapa waktu kemudian akan diberikan desain motor modifikasi yang disertai dengan quotation.
Bengkel Thrive Motorcycle di Kemang, Jakarta Selatan (Foto: dok. Thrive Motorcycle)
zoom-in-whitePerbesar
Bengkel Thrive Motorcycle di Kemang, Jakarta Selatan (Foto: dok. Thrive Motorcycle)
Quotation ini jadi kunci dan cetak biru dari sepeda moto yang berisikan spesifikasi detail dari sepeda motor. Mulai dari dari part yang disematkan, bahan yang digunakan, jumlah komponen, lama waktu pengerjaan, hingga detail harga dan termin pembayaran tertuang di puluhan lembar kertas yang mereka susun ini.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini berkat sistem alur kerja yang mereka lakukan urusan waktu dan biaya dari produk yang dihasilkan tidak pernah meleset jauh dari perkiraan.
"Tapi kita emang selalu kasih toleransi 10 persen untuk biaya. Angka ini bisa terus turun seiring berjalannya waktu tentunya," tambah Angga
Dia melanjutkan sistem manajemen yang rapih dan kualitas hasil yang terjamin ini jugalah yang membuat karya mereka banyak dilirik brand ataupun media internasional. Salah satunya proyek teranyar mereka bersama Royal Enfield adalah T-XX Interceptor yang dipajangkan di Kustomfest 2018 lalu.
"Karena mereka tau kita punya hal-hal seperti itu. Mereka jadi merasa tenang karena bisa pegang timeline dan secara harga juga bisa komit," tutup Angga.
T-XX Interceptor, Modifikasi Royal Enfield Interceptor INT 650 daro Thrive Motorcycle (Foto: dok. Royal Enfield)
zoom-in-whitePerbesar
T-XX Interceptor, Modifikasi Royal Enfield Interceptor INT 650 daro Thrive Motorcycle (Foto: dok. Royal Enfield)