Mercedes-Benz Siap Rakit Mobil Hibrida di Indonesia

8 Februari 2018 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mercedes Benz di GIIAS 2017. (Foto: Prima Gerhard/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mercedes Benz di GIIAS 2017. (Foto: Prima Gerhard/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mercedes-Benz nyatakan siap meramaikan pasar kendaraan premium rendah emisi di Tanah Air. Kabarnya, tahun ini mereka akan meluncurkan EQ brand yang akan menjadi payung untuk mobil hibrida pertama mereka di pasar Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden sekaligus CEO PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Reolef Lamberts.
Komitmen pabrikan mobil premium asal Jerman ini, tidak lepas dari wacana pemerintah untuk menghentikan penggunaan mobil dengan mesin berbahan bakar minyak pada tahun 2040.
Mercedes-Benz sampai saat ini menjadi salah satu pabrikan mobil premium yang belum banyak bicara soal kendaraan ramah lingkungan. Hal ini bertolak belakang dengan rival mereka, BMW, yang terlihat sangat antusias dan bahkan sudah meluncurkan kendaraan plug-in hybrid-nya melalui BMW i8.
Ternyata, diam-diam Mercedes-Benz mengaku jika mereka memiliki komitmen yang sangat kuat untuk merealisasikan kendaraan plug-in hybrid dan listrik di Indonesia.
"Mercy ingin jadi yang terdepan. Kami juga sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa instansi dan pemerintahan untuk menyusun rencana peluncuran kendaraan hibrida di Indonesia," ungkap Lamberts ketika ditemui beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini Mercy akan berencana untuk meluncurkan EQ brand yang akan memayungi semua produk-produk plug-in hybrid dan juga listrik yang akan hadir di Indonesia," lanjutnya.
Tak tanggung-tanggung, Lamberts juga menyatakan kesiapan Mercedes-Benz untuk merakit secara lokal produk-produk kendaraan hibrida-nya, namun Mercy mengakui jika mereka masih butuh banyak waktu untuk bisa sampai kesitu.
"Kami juga berkomitmen untuk menanamkan investasi untuk mobil-mobil ramah lingkungan tersebut. Tapi nanti sebagai transisi menuju perakitan lokal, akan ada transisi seperti akan menggunakan skema completely built-up (CBU) terlebih dulu, yang kira-kira berlangsung selama dua tahun (setelah diluncurkan)," katanya.
Bukan tanpa alasan sebenarnya pabrikan asal Jerman ini tidak mau langsung merakit lokal mobil listriknya. Transisi waktu selama dua tahun itu, akan digunakan Mercy untuk melatih para teknisi, terutama agar mahir menyoal servis dan layanan purnajual untuk mobil yang menggendong baterai ini.
Mercedes-Benz CLS (Foto: Mercedes-Benz)
zoom-in-whitePerbesar
Mercedes-Benz CLS (Foto: Mercedes-Benz)
Masih kata Lamberts, ada beberapa topik yang harus didiskusikan dengan pihak-pihak pemerintah atau instansi menyoal kendaraan hibrida ini, seperti infrastruktur pengisian daya yang juga harus dibangun.
ADVERTISEMENT
“Untuk hal tersebut, kami siap membantu pemerintah untuk memberikan saran-saran,” katanya.
Kendati demikian, Pihak Mercy masih bungkam mengenai produk apa yang akan dikeluarkannya. Saat ini pihak Mercy masih menunggu keputusan yang akan disahkan dari pemerintah.
Kata Lamberts, untuk peluncuran mobil hibrida akan bergantung pada skema yang akan diberlakukan. Baik dari segi insentif pajaknya maupun regulasi tentang mobil hibrida itu sendiri.
Intinya, Lamberts mengatakan jika Mercy telah siap untuk menghadapi regulasi yang rumornya akan dirampungkan pemerintah dalam waktu dekat.
"Pastinya akan kami hadirkan kendaraan rendah emisi, sebagai transisi menuju electified vehicle, kami akan hadirkan plug-in hybrid di Indonesia," tutupnya.