Minyak Rem Penuh Bukan Jaminan Pengereman Motor dan Mobil Pakem

16 April 2022 3:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengecekan reservoir cairan rem mobil Foto: dok. Yourmechanic
zoom-in-whitePerbesar
Pengecekan reservoir cairan rem mobil Foto: dok. Yourmechanic
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Minyak rem merupakan salah satu dari sekian banyak cairan yang ada pada komponen kendaraan bermotor, fungsinya vital karena merupakan media yang menekan piston rem dari tuas atau pedal rem melalui selang rem.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak sedikit pemilik kendaraan bermotor kerap luput untuk memperhatikan kondisi cairan rem pada tabung reservoir atau tempat penampungan cairan rem.
Ada anggapan jika minyak rem masih penuh, maka tidak perlu dilakukan penggantian cairan secara menyeluruh. Padahal, cairan rem juga memiliki masa pakai atau batas penggunaan.
Seperti yang dikatakan oleh disampaikan oleh 2W and OBM Service Head PT Suzuki Indomobil Motor, Victor Assani menyebutkan meski minyak rem masih terlihat penuh, tetapi tetap ada penurunan kinerja cairan rem apabila sudah dipakai puluhan ribu kilometer.
Ilustrasi cairan rem motor. Foto: dok. Istimewa
“Iya, kalau penuh tapi secara kualitas sudah enggak baik ya sama saja,” kata Victor ketika dihubungi kumparan belum lama ini.
Victor berujar, untuk sepeda motor sebaiknya dilakukan penggantian minyak rem setiap kelipatan 20.000 kilometer.
ADVERTISEMENT
“Kalau minyak rem itu sebaiknya diganti atau dikuras dengan yang baru, jangan hanya ditambah, karena hal ini akan mengurangi performa minyak itu sendiri. Karena pasti akan terjadi pencampuran dari sesuatu yang sudah berbeda dan pastinya tidak akan optimal,” imbuhnya.
Jika tidak rutin melakukan penggantian sesuai dengan anjuran pabrikan, efeknya sistem pengereman menjadi tidak optimal. Ia menambahkan, cairan rem juga mempunyai fungsi lain seperti menyerap molekul air dan hawa panas.
“Tingkat ini pastinya akan berkurang nilainya seiring kegunaan dan berjalannya waktu. Sehingga minyak rem tidak akan berfungsi secara maksimal dan dalam kondisi tertentu dapat berakibat rem tidak dapat berfungsi,” pungkas Victor.
Ilustrasi penggantian kampas rem mobil. Foto: Autoindustriya.com
Senada dengan Victor, Dealer Technical Support Department Head PT Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi mengatakan untuk mobil sebaiknya dilakukan penggantian setiap kelipatan 40.000 kilometer.
ADVERTISEMENT
“Kalau misalnya belum sampai 40.000 km tetapi sudah ada penurunan minyak rem itu cukup ditambahkan, untuk mencegah udara masuk ke dalam tabung dan selang rem. Tapi kalau sudah waktunya sebaiknya langsung diganti sekalian saja,” papar Didi ketika dihubungi kumparan (11/4).
Penurunan kualitas cairan rem akibat dari pemakaian membuat sistem pengereman jadi tidak optimal, sehingga fungsi lain dari cairan rem seperti kemampuan mencegah adanya molekul air atau udara menjadi berkurang.
“Adanya ruang tersisa akibat kurangnya level cairan rem juga dapat menimbulkan potensi kondensasi pada tabung reservoir minyak rem, membuat air atau udara masuk ke dalam selang rem. Ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan rem terasa blong,” jelas Didi.
Selain melakukan penggantian berkala, Didi juga menyarankan untuk menggunakan cairan rem dengan spesifikasi yang sesuai dianjurkan pabrikan yakni antara DOT 3 atau DOT 4. Cara mengetahuinya dapat dilihat dari buku pedoman pemilik atau pada tutup tabung reservoir.
ADVERTISEMENT
***