Mobil Diesel di Indonesia Sudah Euro 4 Mulai April 2022, Tak Lagi Ngebul?

16 Maret 2022 11:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deklarasi penerapan standar emisi Euro 4 mesin diesel.  Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Deklarasi penerapan standar emisi Euro 4 mesin diesel. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama dengan pelaku industri otomotif, resmi mendeklarasikan dukungan penerapan mesin Diesel Euro 4, yang mulai diproduksi 7 April 2022.
ADVERTISEMENT
Saat diwawancarai, Menperin mengatakan ini jadi kontribusi dari industri otomotif selain mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, tapi juga menjaga lingkungan yang lebih ramah.
"Tadi menyaksikan ada penandatanganan penjualan Euro 4 dari Isuzu. Ini menjadi simbol industri otomotif kita sudah siap dalam memproduksi produk Euro 4," ucapnya.
Agus juga memastikan penerapan Euro 4 ini akan sesuai dengan rencana, dan bisa berjalan tanpa hambatan. Terutama terkait dengan penyebaran bahan bakar minyak (BBM) solar yang sesuai.
Deklarasi penerapan standar emisi Euro 4 mesin diesel. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak ESDM, Pertamina, dan sebagainya, mudah-mudahan tidak ada masalah (pasokan solar Euro 4)," kata Menperin.

Kadar senyawa berbahaya menurun

Penerapan standar emisi Euro 4 untuk mesin Diesel, tentu bakal membawa efek positif terhadap lingkungan. President Director PT IAMI, Jap Ernando Demily menyebut, karena gas buang akan lebih bersih.
ADVERTISEMENT
"Kami juga percaya bahwa terhadap bisnis juga akan membawa dampak yang positif," ucapnya.
Senada dengan Isuzu, After Sales Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), Irwan Supriyono mengatakan, setidaknya ada beberapa zat berbahaya yang kadarnya turun pada Euro 4.
Hino Indonesia luncurkan produk baru dengan mesin standar Euro 4, Rabu (9/3). Foto: Sena Pratama/kumparan
"Mulai dari HC (hidrokarbon), CO (karbon monoksida), NOx (Nitrogen oksida) dan PM (particulate matter/debu) turun," ucapnya.
Namun, tambah Irwan, yang paling banyak mengalami penurunan adalah kandungan NOx. Senyawa ini juga cukup berbahaya bagi kesehatan.
"Dampak negatif NOx dalam jangka pendek ada iritasi pada sistem pernapasan, mata dan kulit. Gangguan pernapasan, terutama asma, batuk dan tersedak," ucapnya.

Lalu bagaimana soal ngebul?

Nah terkait dengan ngebul sendiri, Marketing Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Attias Asril mengatakan, masalah ngebul sendiri beda hal.
ADVERTISEMENT
"Pasalnya (ngebul) itu sangat dipengaruhi dengan perawatan dan pemakaian kendaraan itu sendiri," ucapnya.
Irwan menambahkan, pada dasarnya mesin Euro 2 pun bisa tak ngebul asap, asal perawatannya tepat.
"Ngebul itu adalah karena jelaga. Sisa dari pembakaran yang sempurna. Bisa karena kotoran (dust/PM) dan dari HC atau bahan bakar yang tidak terbakar. Jadi kondisi mesin baru seharusnya tidak ngebul," ucapnya.
Kemudian, bila mesin tidak dirawat dengan baik, membuat kompresi mesinnya turun karena komponennya banyak yang aus. Jadi pembakaran jadi tidak sempurna.