Mobil Elektrifikasi dan Peluang Indonesia Dongkrak Cuan dari Ekspor Otomotif
ADVERTISEMENT
Akselerasi Indonesia masuk ke era mobil elektrifikasi bukan cuma mengejar target penurunan emisi, tapi juga mendorong industri nasional menjadi basis produksi kendaraan listrik yang berorientasi ekspor .
ADVERTISEMENT
Apalagi industri otomotif menjadi sektor andalan, untuk menyeimbangkan bahkan membuat surplus neraca perdagangan Indonesia.
Bob berharap, industri otomotif dalam negeri tetap menjadi andalan komoditas ekspor. Apalagi otomotif termasuk produk manufaktur berteknologi tinggi.
"Jadi kekuatan satu negara bisa dilihat dari kemampuan mereka mengekspor produk teknologi tinggi, ini yang harus kita pertahankan," ungkapnya.
Regulasi
Pemerintah sendiri telah menetaskan payung regulasi untuk mendorong percepatan kendaraan listrik melalui Perpres Nomor 55/2019, Permenperin 27/2020, Permenhub Permenhub) Nomor 44 Tahun 2020.
ADVERTISEMENT
"Kami sebagai industri membutuhkan skala ekonomi. Bila cuma buat pasar domestik mungkin butuh waktu untuk tercapai, tapi bila ekspor juga, kami berharap skala ekonominya bisa tercapai," tutur Bob.
Kepada kumparan, Bob berharap pemerintah dapat menciptakan formulasi kebijakan yang mendorong penetrasi kendaraan listrik. Meskipun saat ini, sejumlah aturan yang ada justru sebaliknya.
"Pajak daerah kita masih cukup tinggi 10-12,5 persen. Jadi ini juga mengurangi daya beli konsumen," sebutnya.
Selain itu, idealnya juga diatur soal siklus hidup kendaraan bermotor dibuat dengan mempertimbangkan aspek lingkungan serta membuat skema daur ulang untuk komponen otomotif.
"Kalau kita bisa recycle harapannya bisa mengurangi impor. Selain itu, aturan lokalisasi jangan terlalu membebani sehingga skala ekonominya tidak terpenuhi. Kita perlu kerja sama dengan negara lain dalam memproduksi komponen-komponen elektrifikasi yang belum ada di Indonesia untuk saling melengkapi sesuai keunggulan dari masing-masing negara," imbuh Bob.
Peluang
ADVERTISEMENT
"2022 kami memulai produksi model-model hybrid di Indonesia. Ada dua alternatif; membuat produk baru atau mengaplikasikan teknologi hybrid pada model yang telah diproduksi saat ini," tuturnya.
Akan tetapi, Toyota , katanya akan menyediakan varian hybrid untuk beberapa model yang saat ini terbukti menjadi tumpuan di pasar domestik dan impor. Artinya, peluang hadirnya Innova atau Fortuner hybrid terbuka lebar.
"Lebih baik kami meng-hybrid-kan model yang sudah ada sehingga bisa menjaga rantai pasoknya. Apalagi kalau model tersebut sudah diterima di pasar ekspor," tuntasnya.