Motor Listrik Gogoro, Sekali Isi Penuh Bisa Tempuh 170 Km!

6 Maret 2021 15:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Motor listrik Gogoro. dok. Kootz
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Gogoro. dok. Kootz
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Motor listrik yang kebanyakan beredar di pasaran memiliki keterbatasan daya jelajah pendek. Umumnya berdasarkan data spesifikasinya menjanjikan daya tempuh sekitar 60 km, dalam kondisi baterai penuh.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, motor listrik masih terbatas digunakan sebagai kendaraan komuter di perkotaan. Ya misalnya dari rumah ke kantor, tempat kuliah, atau lokasi lain.
Motor listrik Gogoro Foto: dok. Gogoro
Tapi apa jadinya jika motor listrik punya daya tempuh hingga 170 km? Jarak yang setara dari Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat hingga ke Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Jawa Barat.
Ibaratnya hampir sama kemampuannya dengan motor matik entry level 110 cc, yang diisi penuh tangki bensinnya. Tapi sayangnya belum dijual di Indonesia, melainkan ada di Taiwan namanya Gogoro.
Motor listrik Gogoro Foto: dok. Gogoro
Motor listrik Gogoro pertama kali meluncur 2015 lalu dan langsung mendapat respons positif. Sekarang, Gogoro boleh dikatakan menjamur di sana sekaligus jadi motor listrik sejuta umat.
Motor listrik Gogoro 1-series plus. dok. Gogoro

Spesifikasi motor listrik Gogoro

Dalam laman resminya, Gogoro tersedia dalam tipe: S Performance, 1 Series, 2 Series, 3 Series, dan Viva. Semuanya terbagi atas ragam desain model, kemampuan lari beserta jarak tempuhnya. Tapi kebanyakan berdimensi motor yang ringkas nan kompak, seperti matik entry level di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setiap model Gogoro dilengkapi 2 baterai berdaya 1.3 kWh, makanya menjanjikan jarak tempuh yang cukup jauh. Khususnya tipe Gogoro 3 Plus, sanggup menempuh 170 km jika rata-rata kecepatannya 30 km/jam.
Bukan cuma itu, pada varian Gogoro S2, larinya bisa menempuh hingga 92 km/jam. Kemampuannya lebih baik dengan matik 125 cc. Lewat pengetesan internal, akselerasi 0-50 km/jam hanya dalam 3,9 detik, sementara motor matik konvensional lain 4,7 detik.
Kemampuan larinya beragam. Tipe entry level yang disebut Viva menjanjikan tenaga 4 dk dan torsi 96 Nm. Ada juga tipe S Performance yang larinya cukup kencang 9,6 dk dan torsi badak 202 Nm!
Motor listrik Gogoro Foto: dok. Gogoro
Lanjut soal fitur. Semua lampu sudah LED biar makin modern, ada juga gigi mundur supaya memudahkan keluar parkiran, suspensi yang bisa diatur, USB port, dan penggunaan sensor handphone atau Apple Smart Watch guna membuka kunci.
ADVERTISEMENT
Ada lagi fungsi konektivitas melalui aplikasi yang terhubung dengan bluetooth. Fungsinya beragam, bisa sebagai navigasi yang mengarahkan stasiun pengisian baterai terdekat, juga fungsi mengubah output motor listrik ketika hujan tiba.
Paling penting, lewat interkoneksi itu membuat motor lebih aman, bahkan tingkat pencuriannya hampir nol. Sebab, penggantian baterai membutuhkan otentifikasi dari pemiliknya langsung. Kemudian, jangan lewatkan bagasinya yang luas.
Paling ringkas dan kompak bagasi milik Gogoro model Viva dengan volume 21,6 liter. Paling besar adalah Gogoro 2 Plus maupun 3 Plus yang luasnya 25 hingga 26,5 liter yang sanggup menyimpan satu helm fullface atau 2 helm open face. Mantap, ya!

Paling disukai di Taiwan

Keberhasilan Gogoro bukan cuma soal kualitas produk, melainkan juga dari sisi purnajual, dan dari utamanya kemudahan penggunaan karena sistem battery swap yang diaplikasikan.
ADVERTISEMENT
Jadi ketika daya baterai habis, ketimbang melakukan pengisian daya sendiri, Gogoro menawarkan stasiun pengisian daya GoStation. Di sana, para pengguna dapat menukar baterai kosong ke baterai baru yang sudah terisi penuh.
Battery swap motor listrik Gogoro. dok. Kootz
Jumlah GoStation juga sudah tersebar di banyak tempat di Taiwan. Sehingga menurunkan kekhawatiran penggunanya soal daya tempuh baterai dan ketersediaan tempat pengecasan.
Pengguna sedang memasang baterai motor listrik Gogoro. dok. Kootz
Tak heran jika beberapa negara di Eropa seperti Spanyol dan Jerman mulai melirik sistem yang diterapkan Gogoro. Gogoro berambisi melakukan penetrasi terlebih dulu di Asia Tenggara, lalu kapan ya masuk Indonesia?