Pasang Roofbox di Mobil, Pahami Teknik Berkendaranya

16 Mei 2019 8:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggunaan Roofbox di MINI Countryman Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan Roofbox di MINI Countryman Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Memasang roofbox lumrah dilakukan untuk meningkatkan fungsionalitas mobil. Aksesori yang satu ini pun jadi andalan ketika hendak bepergian jarak jauh seperti mudik Lebaran.
ADVERTISEMENT
Tapi ingat, memasang roofbox di mobil tentu saja mengubah cara berkendara. Apalagi, aksesori ini tentu membuat bobot dan dimensi mobil jadi bertambah.
Instruktur dan Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan perubahan ini tentu akan mempengaruhi aerodinamika, yang sudah pasti membuat pengendara juga harus menyesuaikan gaya mengemudinya.
Perhatikan Area Atas
Pengendara harus sadar bahwa ketinggian mobil bertambah dengan adanya roofbox. Sehingga perlu sedikit waspada ketika melewati area-area jalan yang memiliki batas maksimum ketinggian.
“Yang paling pertama tentu pengemudi harus mengetahui ketinggian mobilnya yang bertambah. Jadi ketika melintasi perumahan yang ada portal lalu GTO itu sebaiknya harus diperhatikan betul mentok atau tidaknya. Untuk GTO ini kan batas tingginya 2,1 meter, nah pengemudi harus tahu itu,” jelas Jusri.
Pengendara memperlambat laju kendaraannya saat memasuki Gerbang Tol Cikarang Utama 1 di Cikarang. Foto: Antara/Risky Andrianto
Khusus di GTO, hindari melewati gerbang tol khusus kendaraan kecil. Lebih baik, pakai lajur untuk kendaraan bus dan truk.
ADVERTISEMENT
Beban Maksimum
Dalam memilih roofbox, sebaiknya juga ketahui beban maksimum yang dapat diterima oleh masing-masing mobil. Jangan sampai beban roofbox tersebut ketika diisi barang nanti dapat melebihi beban maksimum pada atap.
Untuk mengetahui beban maksimum pada atap, sebaiknya lihat kembali buku manual dari masing-masing mobil. Setiap mobil tentu memiliki kemampuan menopang beban yang berbeda-beda.
“Setiap pabrikan ini kan sudah mendesain pusat beban sedemikian rupa, ketika dimensi dinaikan ke atas itu tentu akan mengurangi kestabilan kendaraan tersebut,” ungkap jusri.
Turunkan Batas Kecepatan
Dikarenakan dimensi dan bobotnya yang berubah, penggunaan roofbox jelas akan mempengaruhi kestabilan dan pengendalian terhadap mobil tersebut. Oleh karena itu, kecepatan mobil disarankan untuk diturunkan dari batas kecepatan maksimum.
ADVERTISEMENT
“Kecepatan mobil juga perlu diperhatikan, karena ini bobot dan dimensinya berubah pasti secara pengendalian juga akan berubah. Nah biar aman memang lebih baik kecepatan diturunkan. Misal dari kecepatan maksimum rata-rata 100 km/jam, maka diturunkan jadi 70-80 km/jam,” jelas Jusri.
Sejumlah kendaraan melintasi di jalan Tol Batang Semarang. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Penurunan batas kecepatan tersebut juga untuk menghindari mobil limbung saat kecepatan tinggi serta titik pengereman yang mungkin akan berubah.
Hindari Manuver Berlebihan
Ketika menggunakan roofbox, Jusri juga mengimbau jangan terlalu banyak bermanuver. Karena dikhawatirkan dapat membuat mobil semakin tidak stabil dan mudah oleng.
Tekanan Angin Ban
Hal terakhir yang tak kalah penting untuk diperhatikan yaitu tekanan angin pada ban. Menurut Technical Support Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi, menghimbau agar pastikan tekanan angin pada mobil yang menggunakan roofbox jangan sampai di bawah standar pabrikan atau lebih baik dilebihkan.
Tabel tekann ban mobil Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Menyoal penambahan tekanan angin ban, Didi hanya menganjurkan penambahan hingga 2 psi. Jika lebih dari itu Didi mengkhawatirkan justru akan berbahaya terutama untuk ban berjenis radial.
ADVERTISEMENT
“Untuk ban sih yang penting sesuai aja sama anjuran ya, jangan sampai kurang. Kalaupun mau dilebihkan itu maksimal 2 psi. Karena kalau lebih khawatir malah meledak ketika sudah panas, karena kan dia menguap,” jelas Didi.