Pasar Otomotif Nasional Melemah, TMMIN Dorong Paradigma Optimisme

14 Desember 2023 11:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Avanza dan Innova Zenix di GIIAS 2023. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Avanza dan Innova Zenix di GIIAS 2023. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengungkap beberapa faktor pelemahan pasar otomotif nasional jelang penutupan tahun.
ADVERTISEMENT
Ini berkaca dari realisasi penjualan yang tampaknya akan sulit mencapai 1,050 juta unit, seperti yang ditargetkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Selama periode Januari-November 2023, pasar berada di level 942 ribuan unit. Sedikitnya butuh penjualan sekitar 100 ribuan unit lagi pada Desember ini untuk menutup target.
"Memang ekonomi lagi weakening (melemah) tidak hanya domestik, tapi juga di global. Biasanya Indonesia tertinggal satu siklus. Kalau di luar lagi bagus kita kurang bagus," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (12/12).
Toyota Corolla Cross E100 di GIIAS 2023. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Hal tersebut mengacu pada keputusan bank sentral Amerika Serikat dan beberapa negara yang mengerek suku bunga tinggi, guna menekan percepatan inflasi dan menjaga stabilitas harga.
Pada gilirannya, pengetatan moneter ini berdampak pada penyusutan likuiditas dan pelemahan mata uang, termasuk di Indonesia. Yang efek dominonya pelemahan permintaan dan daya beli.
ADVERTISEMENT
"Ini yang disebut long interest, tingkat suku bunga yang tinggi itu akan berlangsung lama. Jadi di globalnya masih tinggi ekonomi lemah, Indonesia sudah masuk fase suku bunga tinggi di atas 6 persen. Itulah yang membuat pasar jadi melemah, mungkin juga likuiditas agak terganggu," lanjut Bob.
Toyota Veloz bersanding dengan Camry Hybrid di arena elektrifikasi Toyota di GIIAS 2022. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Kondisi ini bisa berlanjut pada tahun depan. Apalagi Indonesia dihadapkan pada kondisi geopolitik dan pemilu, yang sekiranya dapat mempengaruhi keputusan investasi dan ekonomi.
"Kita harapkan setelah pemilu ada optimisme ekonomi, investasi, kemudian juga kita lihat indeks kepercayaan diri konsumen masih ekspansif, cuma memang agak menurun, apa karena memang ada tahun politik," pungkasnya.