Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Peluang Bus Listrik Dijadikan Armada AKAP dan Pariwisata
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berbagai uji coba telah dilakukan sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Juga termasuk realisasi Ingub Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara, serta SK Kadishub DKI 76/2020 soal penugasan kepada Transjakarta agar melaksanakan perpanjangan pelaksanaan uji coba bus listrik.
Lalu bagaimana dengan kabar bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), juga bus pariwisata lintas daerah, apakah bakal ikut transisi menggunakan bus listrik?
Menanggapi ini, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan menjelaskan peluang perusahaan otobus AKAP ikut pakai bus listrik besar. Hanya butuh persiapan yang matang dari segi dukungan operasionalnya.
ADVERTISEMENT
"Tidak menutup kemungkinan, namun permasalahannya infrastruktur belum memadai, beberapa kota kecil terkadang SPBU tidak beroperasi karena gangguan jaringan listrik itu yang menjadi tantangannya," katanya dalam webinar Strategist & Innovations of Indonesian Bus Industry in the Pandemic Era, Selasa (2/2).
Sani, sapaan akrabnya juga menitik beratkan pada ruang kabin yang terbatas. Ujarnya, bus listrik tidak memiliki ruang bagasi yang cukup, karena digantikan sebagai tempat baterai.
Sebab lazimnya bus AKAP dan pariwisata, bagasinya diunggulkan sebagai tempat barang bawaan penumpang maupun pengiriman paket.
Kemudian waktu tempuh perjalanan yang kemungkinan besar lebih molor, karena digunakan untuk mengisi daya baterai bus listrik. "Misal setelah berjalan ratusan kilo, bus harus cas paling cepat satu jam, itu sudah berapa kilo yang hilang," katanya.
Sementara dari sisi pengembangan desain maupun bodi bus listrik, karoseri di Indonesia belum memiliki wawasan yang memadai. Sebab bus listrik masih barang baru, apalagi berkaitan dengan daya dan tegangan tinggi, butuh penanganan yang tak biasa.
ADVERTISEMENT
"Dari sisi rangka mungkin tidak baru, tapi mengantisipasi terkait safety bus listrik dengan voltase tinggi, bagaimanapun perlu disikapi karena menyangkut keamanan sehingga expertise bus listrik itu harus memberikan edukasi kepada masing-masing body builder (karoseri)," terang Chief Technical Compartment DPP Askarindo (Asosiasi Karoseri Indonesia), Adri Budiman.
Director & CEO PT Wahana Inti Selaras (Volvo Bus) Bambang Prijono menambahkan, bus listrik yang ada sekarang kurang cocok dijadikan sebagai armada lintas daerah, lantaran daya tempuh baterai belum jauh dan bobotnya kurang ideal.
"Dengan baterai yang ada sekarang, GVW (Gross Vehicle Weight) yang ditetapkan itu habis oleh bobot baterai. Bus 4x2 dengan dua sumbu, berat kosongnya sudah 14 ton sendiri, sisa 2 ton untuk penumpang dan barang (sehingga kapasitas angkutnya berkurang)," katanya.
Kendati demikian, Volvo, dijelaskan Bambang tengah merancang bus listrik yang memiliki daya tempuh luas. Selain itu juga bisa cepat pengisiannya, yang membuat operasionalnya lebih efektif.
ADVERTISEMENT