Peluang Indonesia Jadi Basis Produksi Mobil Listrik Murni BMW Kecil

2 Desember 2020 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mobil listrik BMW. Foto: dok. BMW
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil listrik BMW. Foto: dok. BMW
ADVERTISEMENT
Mobil berbasis listrik mulai menunjukkan eksistensinya di pasar otomotif Indonesia. Hal ini tentu didukung oleh sederet regulasi mulai dari Peraturan Presiden hingga turunannya.
ADVERTISEMENT
Pada 12 Agustus 2019 lalu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai diterbitkan. Regulasi ini menjadi awalan atau yang disebut sebagai payung hukum kendaraan listrik di Indonesia.
Upaya pemerintah dalam mewujudkan ekosistem dan kelanjutan kendaraan listrik terus dikebut. Yang terbaru adalah Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (BEV).
Dilanjut Permenperin Nomor 8 Tahun 2020 tentang Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Dalam Keadaan Terurai Lengkap dan Keadaan Terurai Tidak Lengkap. Pada 2025 targetnya 20 persen produksi otomotif nasional adalah kendaraan listrik seperti hybrid, plug-in hybrid, dan mobil EV berbasis baterai.
ADVERTISEMENT
Semua aturan ini tentunya guna menstimulasi para produsen kendaraan untuk menghadirkan kendaraan listrik terbaik dari sisi harga.
BMW i3S Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Seperti diketahui BMW Group Indonesia adalah salah satu APM pertama yang menjual secara resmi mobil listrik murni di Tanah Air. Pada Juli 2019 tepatnya, mereka meluncurkan BMW i3S.
Namun, harga yang ditawarkan cukup fantastis. Misalnya saja untuk BMW i3s, mobil ini ditawarkan dengan banderol 1,229 miliar off the road.
Salah satu strategi untuk menekan harga tentunya adalah merakit secara lokal mobil listrik. Lalu pertanyaannya kapan BMW mewujudkan itu?
BMW i3S Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Merespons ini, Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’Tania mengungkapkan untuk i3s dipastikan tak akan bisa diproduksi di Indonesia. Alasannya mobil ini hanya bisa dirakit di Jerman.
ADVERTISEMENT
"Untuk i3s sudah pasti tak mungkin diproduksi di Indonesia. Semua perakitan hanya dilakukan di Leipzig saja ," kata Jodie di Jakarta, Selasa (1/12).
Jodie juga mengatakan tak cuma Indonesia saja yang tak diberi lampu hijau untuk merakit BMW i3s.
"99 persen dari bagian i3s itu bisa didaur ulang. Mulai dari proses desainnya itu pakai tenaga udara dan tenaga air, jadi benar-benar green car. Dan hanya bisa dilakukan di Leipzig," ungkap dia.
Saat pengisian baterai BMW i3S Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Meski begitu, kata Jodie, rencana perusahaan untuk merakit secara lokal mobil listrik tentu ada. Saat ini mereka masih melihat pangsa pasarnya.
"Kemudian jika tadi ditanya akan ada produksi kendaraan listrik atau tidak, kami lihat lagi karena kalau misalkan pun produksi di Indonesia tapi kemudian marketnya atau daya serapnya rendah itu kan juga tidak menguntungkan dari segi bisnis," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu untuk mengamati permintaan dan tren soal mobil listrik, pihaknya masih mempercayakan lewat produk impor alias CBU (Completely Built Up).
Jika dirasa permintaan soal mobil listrik meningkat tak menutup kemungkinan BMW Indonesia akan merakitnya secara lokal.
"Kita coba dahulu dengan CBU, dan apabila memang banyak permintaan pastinya bisa kami lakukan locally assembled," ungkapnya.

PHEV rakitan lokal

Ilustrasi mobil listrik BMW. Foto: dok. BMW
Sementara itu dalam mempercepat pengembangan mobil listrik di Indonesia. Sederet insentif disiapkan pemerintah. Namun, untuk mendapatkan itu pabrikan diwajibkan untuk melakukan CKD produknya dalam waktu tertentu.
Menanggapi ini, Jodie mengatakan kemungkinan paling besar produknya dirakit secara lokal adalah kendaraan listrik jenis PHEV (Plug-in-Hybrid Electric Vehicle).
"Untuk i3s sudah pasti tidak mungkin karena dari segi teknologi tidak mendukung. Namun untuk PHEV terutama lagi Seri 3 dan Seri 5 hanya berbeda mesin. Jadi sangat memungkinkan untuk dilakukan produksi di dalam negeri," pungkasnya.
Beberapa unit test mobil BMW 330i M Sport terparkir rapih di kawasan Bali. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Berdasarkan laman resmi BMW Inggris, model PHEV mereka tersebar di model BMW 2 Series, 3 Series, 5 Series, 7 Series, dan X5.
ADVERTISEMENT
Di sini, BMW Indonesia sudah merakit secara domestik untuk model Seri 3, Seri 5, X1, X3, X5, dan Seri 7. Bisa disimpulkan, bukan perkara sulit bagi BMW untuk merakit model PHEV mereka di pabrik Sunter, Jakarta Utara.