Pemerintah Fokus Kembangkan Industri Mobil Listrik, Toyota: Jangan Pilih-pilih

10 September 2021 13:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil listrik gahar Toyota bZ4X yang masih dalam rupa konsep. Foto: dok. Toyota
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik gahar Toyota bZ4X yang masih dalam rupa konsep. Foto: dok. Toyota
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus dorong pengembangan kendaraan ramah lingkungan berbasis listrik. Namun yang tampak, mereka terkesan condong pada mobil listrik berbasis baterai.
ADVERTISEMENT
Bahkan segmen ini punya payung hukum sendiri lewat Perpres nomor 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Malah pemerintah juga merevisi aturan perpajakan kendaraan berbasis emisi CO2, yang ada di PP 73 tahun 2019. Beberapa pasalnya diubah, lewat terbitnya PP 74 tahun 2021.
Poinnya, mobil-mobil hybrid pajaknya dinaikkan lagi, bahkan untuk jenis plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) ditendang dari daftar mobil yang bebas pajak.
Melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani, perubahan ini diharapkan bisa membuka peluang investasi merek mobil listrik, untuk masuk ke Indonesia.
Karena lewat aturan sebelumnya, gap antara mobil listrik murni (KLBB/BEV) sangat rapat dengan mobil hybrid, yang masih menggendong mesin konvensional.
Toyota akan gelontorkan investasi 1,5 triliun yen atau Rp 194 triliun, buat pengembangan dan produksi baterai mobil listrik dan hybrid. Foto: dok. Toyota
"Nah ini menyebabkan investor yang akan membangun mobil listrik di Indonesia merasa tidak kompetitif. Sehingga mereka para investor berharap adanya discrepancy atau perbedaan," ucapnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (15/3/2021).
ADVERTISEMENT

Jangan pilih-pilih

Berbincang dengan Direktur Corporate Affairs Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, terkait dengan komitmen investasi baterai mobil listrik Toyota, dirinya menyinggung pasar Indonesia.
Diketahui, Toyota Motor Corporation baru saja mengumumkan akan gelontorkan 1,5 triliun yen atau 13,6 dolar AS, dan setara dengan Rp 194 triliun untuk pengembangan dan membangun supply baterai untuk mobil listrik dan hybrid.
Deretan komponen pendukung baterai mobil listrik, yang mau diproduksi Toyota. Foto: dok. Toyota
Tentu ini angka yang menggiurkan, apabila Toyota Indonesia kebagian untuk mendapat guyuran investasi. Mungkin bisa kita produksi lokal salah satu, atau beberapa komponen baterai, seperti sel, kotak baterai, terminal atau pelatnya.
Namun sayangnya, Bob masih belum optimistis akan hal itu, lantaran kondisi pasar dalam negeri.
"Tapi intinya kami mendukung upaya pemerintah untuk membangun industri yang terintegrasi. Jadi harus di-create demand-nya dahulu, bila ada demand kami bisa bangun industri," tuturnya kepada kumparan, Rabu (8/9/2021).
Deretan mobil listrik dan hybrid Toyota. Foto: dok. Toyota
Pasalnya kata Bob, bila industri hulu dibangun tetapi pasarnya tidak ada, akan sulit. Indonesia perlu accelerated market.
ADVERTISEMENT
"Semua harus didukung mulai dari hybrid, PHEV, BEV sampai FCV. Jangan pilih-pilih. Semua juga listrik karena 3 komponen; battery, motor dan PCU. Jadi jangan dibeda-bedakan," kata Bob.