Pemula, Begini Cara Bikin Motor Matik Kamu Irit BBM

23 Juli 2021 6:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mencoba handling Honda BeAT 2020 Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mencoba handling Honda BeAT 2020 Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara agar motor matik kesayangan irit bensin. Salah satu yang harus diperhatikan menurut Kepala Bengkel Honda Wahana Ciputat, Nurjito, adalah harus rutin menjalani servis berkala sesuai jadwal.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu membuat performa mesin motor terjaga. Tarikan mesin tetap enteng, nyaman digunakan, dan konsumsi bahan bakarnya tidak boros.
Tapi selain itu, Nurjito membeberkan tips lain yang bisa dilakukan para pemilik motor matik, agar menjaga kualitas motor yang dimiliki tetap irit, nggak gampang jajan BBM ke SPBU.

1. Tarik gasnya diurut pelan

Pertama dari perilaku berkendaranya dulu. Utamanya kemampuan dalam berakselerasi. Sebab menurutnya pengendara matik kebanyakan kurang menerapkan gaya eco riding.
"Kalau mau irit ya tarik gasnya pelan aja, diurut biar ketahuan ritme akselerasinya. Jangan dibiasakan tarik gas dalam-dalam, apalagi macet sambil nahan gas terus tarik rem, sama aja jalan di tempat bensin terbuang percuma," katanya kepada kumparan belum lama ini.
Mencoba Honda PCX 160. Foto: dok. AHM

2. Pastikan filter udara selalu bersih

Mumpung masih dalam pemberlakuan PPKM Darurat, pemilik motor juga bisa manfaatkan waktu di rumah buat cek kondisi filter udara. Caranya mudah cukup buka baut pada cover filter udara di atas boks CVT.
ADVERTISEMENT
Perhatikan apabila sudah penuh ditempeli debu dan kotoran, sebaiknya ganti dengan yang baru. Bila dibiarkan malah membuat tarikan semakin berat, sebab perbandingan udara dan bahan bakar tak seimbang, ujung-ujungnya bikin boros bensin.
"Karena asupan udaranya terhambat di pori-pori filter udara. Ganti dengan yang baru bisa mengembalikan tarikan gas tetap enteng dan irit," lanjutnya.
Tampilan filter udara yang kotor. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan

3. Ganti busi bila kotor

Lanjut ke pengecekan busi. Pastikan kondisi busi masih baik dan ini caranya mudah. Setelah mengeluarkan busi, cek bagian kepalanya terdapat endapan kotoran atau tidak.
Indikasinya berwarna hitam, karena merupakan karbon sisa pembakaran yang tidak sempurna lantaran perbandingan udara dan bensin yang terbakar kurang tepat. Endapan ini bila diabaikan membuat percikan api pada ujung elektroda pusat terhambat.
Ujung elektroda busi motor Honda Vario Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Akibatnya bunga api yang tercipta tidak optimal. Bensin tidak terbakar sempurna, alhasil lebih banyak volume bensin yang disuplai ke silinder untuk dibakar sehingga jadi lebih boros. Makanya bila mendapati busi kotor, segera ganti dengan baru, lagipula harganya ramah kantong.
ADVERTISEMENT
"Interval penggantian busi tiap 8.000 km sekali atau dua kali servis rutin sekali," pungkasnya.

4. CVT motor matik jangan sampai kotor

Sistem penggerak juga jangan sampai terlewat. Hanya saja khusus ini pengecekannya lebih baik di bengkel langganan. Pastikan kondisi V-belt trip, kampas ganda, hingga mangkok kopling dalam keadaan bersih.
Cover CVT Honda Vario 125 yang sudah dilepas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Umpama kotor bisa dilakukan pembersihan area CVT, yang biasanya berupa penyemprotan angin bertekanan oleh mekanik supaya debu membandel bisa hilang. Makanya layanan pembersihan CVT dan servis berkala biasanya terpisah, ini supaya memudahkan perawatan motor.
Kemudian V-belt trip juga harus dalam keadaan baik. Apabila sudah tak lentur lagi, distribusi tenaga malah jadi tidak optimal. Yang ada tarikan lebih berat dan sekali lagi bikin boros bensin. "V-belt anjuran pabrik itu diganti setiap 24 ribu km sekali, tapi tergantung kondisi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT

5. Selalu pastikan ban jangan sampai kempis!

Ini menjadi hal yang kadang disepelekan. Ya, banyak pengendara yang menghiraukan tekanan ban motornya. Kadang tampak ban motor kekurangan angin masih diajak jalan, padahal perilaku tersebut makin menambah boros bensin ketimbang irit.
Jadi korelasinya begini. Ban yang kempis atau kekurangan angin otomatis bidang pijak yang menempel ke jalan lebih besar, beda dengan ban yang tekanan anginnya ideal cuma bagian tengahnya yang menapak.
Ban belakang motor yang tidak menapak Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Karena sisi tepian ban ikut menapak, maka membuat rolling resistance semakin besar. Dampaknya mesin butuh tenaga yang lebih besar untuk menjalankan motor karena lebih berat. Nah tenaga yang besar itu bisa diperoleh dengan bukaan gas yang juga besar, tapi harus dibayar pakai konsumsi bensin yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Guna menghindari hal tersebut, sebaiknya lakukan pengecekan tekanan ban setiap sebelum berkendara. Cukup perhatikan kondisi fisiknya. Bisa juga ditambahkan pakai tire pressure gauge untuk mengetahui tekanan angin ban aktual, yang harganya cukup terjangkau.