Penjualan Motor Diproyeksi Tak Sampai 4 juta Unit Tahun 2020

22 September 2020 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Honda BeAt Foto: dok. AHM
zoom-in-whitePerbesar
Honda BeAt Foto: dok. AHM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Efek pandemi corona atau COVID-19 memukul telak industri otomotif, termasuk penjualan sepeda motor di Tanah Air. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) merespons hal tersebut dengan merevisi target penjualan menjadi 3,9 juta unit di 2020 ini.
ADVERTISEMENT
Dalam keadaan normal sebelum ada pandemi, target penjualan sepeda motor Indonesia diproyeksi berada di angka 6 juta unit per tahun. Target itu tercapai pun sempat tercapai dengan catat 6,383,108 unit di 2018 dan 6,487,460 unit pada 2019 kemarin.
Booth Kawasaki di IIMS Motobike 2019 Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Melihat imbas corona yang cukup besar, dikatakan Sekretaris Jenderal AISI, Hari Budianto pihaknya akan merevisi target penjualan motor hingga 40 sampai 45 persen di tahun ini.
"Proyeksi tahun 2020 kemungkinan kita akan turun 40-45 persen. Jadi misalnya target kita biasanya 6,4 juta kurang lebih (tahun ini) 3,7 sampai 3,9 juta saja," jelas Hari saat dihubungi kumparan, Senin (21/9).
Booth Yamaha di IIMS Motobike 2019 Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Sementara di 2021, lanjut Hari, proyeksi 6,4 juta dilihat masih sulit untuk dicapai. Maka dari itu, di tahun depan kembali akan merevisi target penjualan menjadi 4 sampai 4,3 juta.
ADVERTISEMENT
"Seharusnya tahun ini proyeksi kita sama dengan tahun kemarin 6,4 juta. Tapi bagaimana impact yang sudah ada sampai Juli kita baru 2,176 juta. Dibandingkan dengan tahun lalu periode yang sama kita turun 42 persen," ungkapnya.
Hari mengakui penjualan motor kena efek dari wabah COVID-19. Kata dia, dampak juga diperparah kebijakan kelonggaran cicilan kendaraan bermotor sehingga prosedur membeli motor baru melalui leasing dikatakan bakal semakin ketat.

Penjualan Agustus sampai Desember 2020 diprediksi akan terus naik

Produksi sepeda motor bebek Honda. Foto: Dok. Astra Honda Motor (AHM)
Seperti yang diketahui penjualan sepeda motor babak belur saat penerapan PSBB pertama kali di April 2020. Puncaknya kemerosotan penjualan terjadi pada Mei dengan torehan angka penjualan hanya 21,851 unit.
Angka tersebut terus naik hingga data terakhir AISI pada Juli dengan catatan angka penjualan 292,205 unit. Nah, di penerapan PSBB Jilid II DKI Jakarta Hari tak begitu khawatir dengan impact terhadap penjualan sepeda motor secara nasional.
ADVERTISEMENT
"Sektor yang dikecualikan 50 persen masih bisa buka dalam hal ini pabrikan roda dua. Mereka tetap jalan dengan protokol dan pembatasan masuk karyawan. Artinya ini masih ada kompromi dan terus berjalan. Kita berharap tidak ada impact yang signifikan seperti PSBB pertama," kata dia.
Pabrik Kawasaki Motor Indonesia Foto: Istimewa
Kala itu, saat PSBB jilid pertama, Hari mengatakan dari hulu sampai ke hilir semua terdampak. Meskipun ada pabrik sepeda motor yang masih beroperasi namun distribusi terhambat.
"PSBB pertama demand ada, tapi saat itu dilernya tutup dan leasing juga fokus sama restrukturisasi. Jadi impact-nya ada 4, financial impact, mobility impact, psychological impact, dan contactless. Itu menjadi fokus kita bagaimana untuk recovery," paparnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT