news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik, Toyota: Semua Teknologi Harus Dilibatkan

21 Oktober 2022 10:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil listrik Toyota bZ4X sebagai kendaraan resmi KTT G20 di Bali. Foto: Gesit Prayogi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik Toyota bZ4X sebagai kendaraan resmi KTT G20 di Bali. Foto: Gesit Prayogi/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengungkapkan, percepatan ekosistem kendaraan listrik yang ingin dicapai oleh Pemerintah Indonesia harus merangkul semua teknologi elektrifikasi yang ada. Transisinya pun perlu proses dan tidak bisa melompat.
ADVERTISEMENT
“Saya sih pengennya lihat ke Thailand, lihat lah ke ekosistem di sana. Baterai sudah ada recycle. Kalau kejar, kejar ke Thailand. Kita gitu sih pengennya lompat,” ungkapnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, kendaraan elektrifikasi seperti mobil hybrid telah mendapat tempat cukup lama di Thailand. Ini memberikan dorongan yang bagi terciptanya ekosistem kendaraan listrik.
“Dia (Thailand) udah punya second grade baterai, jadi baterai yang lama direkondisi dan dijual kembali. Ini yang menarik sebab konsumen tidak perlu was-was lagi. Oh, kita bisa menemukan baterai second. Nah itu bisa dicapai dengan mereka membuka semua teknologinya termasuk hybrid” sambungnya.
Corolla Cross Hybrid di GIIAS 2022 Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Jika pemerintah bersikeras untuk langsung melompat ke kendaraan listrik murni, segmen menengah ke bawah akan sulit untuk mengikutinya. Sebab, harga BEV masih cukup mahal dan berada di segmen premium.
ADVERTISEMENT
“Sekarang persoalannya yang segmen middle dan low. Mereka juga pengen ikut serta, pengen juga dapat insentif juga. Middle, low itu juga ingin ikut berkontribusi menurunkan emisi. Kita harus memikirkannya, membuat mobil rendah emisi yang terjangkau bagi mereka,” urai pria ramah ini.
Hanya saja, pajak kendaraan mobil non BEV justru dinaikkan oleh pemerintah melalui Perubahan Atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2019 terkait Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Sedangkan, kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) dan Fuel Cell (FCEV) masih mendapatkan pajak 0 persen.
Toyota Camry Hybrid di GIIAS 2021. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Membandingkan dengan Thailand, mereka telah mengembangkan pasar mobil hijau sejak sepuluh tahun yang lalu. Kemudian peningkatan penjualan mobil listrik di Thailand juga tak terlepas dari penerapan subsidi dari pemerintah terhadap model-model yang diproduksi secara lokal.
ADVERTISEMENT
“Hybrid di Thailand kan sudah 10 tahun yang lalu. Dia mulai menarik kebijakan agresifnya eco car 2016 hingga 2017. Ada eco car 1 dan eco car 2, yang mulai agresif itu eco car 2. Dua tahun sebelum kita, 2017. Nah di situ growth-nya rapid sehingga ekosistemnya terbentuk,” kata Bob saat ditemui dalam kesempatan terpisah.
Menjajal Toyota Corolla Cross Hybrid selama Mudik Lebaran 2022. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Pemerintah Thailand memberikan potongan hingga 150 ribu baht atau setara Rp 61 juta untuk pembelian mobil listrik. Kemudian pada 9 Juni 2022, pajak mobil listrik juga turun dari delapan menjadi dua persen untuk mendorong para pabrikan melakukan produksi lokal.
“Yang jelas semuanya harus menguntungkan pemerintah, kustomer dan industri. Enggak bisa hanya satu aspek saja. Bagaimana pemerintah dapat advantage,konsumen dapat advantage, industri dapat advantage. Kalau semuanya bisa tercapai, ya enggak disuruh, kita buat (kendaraan dengan teknologi elektrifikasi),” jelasnya.
ADVERTISEMENT

Toyota bZ4X jadi sarana edukasi

Bob juga berpendapat, hadirnya Toyota bZ4X dan Lexus UX300e sebagai kendaraan resmi KTT G20 bukan hanya untuk kepentingan show off semata. Ini jadi momentum untuk mengedukasi konsumen tentang kendaraan elektrifikasi.
“Ini sebagai edukasi bahwa dengan adanya mobil listrik, ada yang harus kita persiapkan seperti infrastruktur, charging station hingga aftermarket-nya, ya kan. Terus bisnis yang menyertai itu seperti recycle dan financing juga berbeda. Jadi banyak aspek yang terstimulasi,” imbuhnya.
Mobil listrik Toyota bZ4X sebagai kendaraan resmi KTT G20 di Bali. Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Toyota sendiri menggunakan pendekatan multi-pathway untuk mengejar target netral karbon. Jadi, tak hanya kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), tetapi ada kendaraan hybrid (HEV) dan Plug in hybrid (PHEV), hingga flexi engine.
Bahkan mereka juga mengembangkan mesin ICE agar lebih rendah emisi dan irit bahan bakar. Dengan melibatkan banyak teknologi, Toyota yakin tiap elemen masyarakat bisa ikut berkontribusi mencapai target pemangkasan emisi.
ADVERTISEMENT