Perjalanan Transformasi Suzuki dari Pembuat Mesin Tenun di Kota Hamamatsu

1 November 2025 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Perjalanan Transformasi Suzuki dari Pembuat Mesin Tenun di Kota Hamamatsu
Perjalanan panjang Suzuki terangkum di museum Plaza Suzuki di Hamamatsu, Jepang. #kumparanOTO
kumparanOTO
Mesin tenun Suzuki di Plaza Museum, Hamamatsu, Jepang. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mesin tenun Suzuki di Plaza Museum, Hamamatsu, Jepang. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin belum banyak yang tahu kalau perjalanan Suzuki berawal dari produksi mesin tenun. Berkaitan dengan sejarah, semua bisa dijumpai di dalam museum Suzuki yang berlokasi di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang.
ADVERTISEMENT
Awak kumparan mendapat kesempatan untuk berkunjung langsung ke Plaza Suzuki, nama museum yang disebutkan sebelumnya. Uniknya, alur museum ini dimulai dari lantai tiga menuju ke lantai satu.
Nah, awal memasuki lantai tiga ini, saya disambut langsung oleh alat tenun dari tahun 1940 bernama A60 Single-sided automatic four-shuttle loom yang diproduksi oleh Suzuki Loom Manufacturing Co. Mesin tenun dari Suzuki menjadi salah satu mesin tenun berteknologi tinggi di pasaran saat itu.
Suzulight SS di Plaza Suzuki, Hamamatsu, Jepang. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan
Kemudian, masuk ke era pengembangan sepeda motor pada tahun 1952 melalui model Power Free E2. Mulai era ini, Suzuki terus melakukan inovasi kendaraan penumpang. Sejak saat itu, sepeda motor Suzuki terus berkembang dengan merek Diamond.
Setelahnya berlanjut ke medio 1950-an. Hadir Suzulight SS sebagai kendaraan kompak dan ringan perdana di Jepang. Mobil yang rilis pada Oktober 1955 ini mengadopsi mesin 2-tak 359 cc dengan skema mesin depan dan penggerak roda depan. Bisa dibilang, ia menjadi salah satu tonggak lahirnya kategori kei car di Negeri Matahari Terbit.
ADVERTISEMENT
Proses desain Suzuki Splash di Plaza Suzuki. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan
Melanjutkan perjalanan lagi, saya menemukan sejumlah mobil yang sempat hadir di jalanan Jakarta. Mulai dari Suzuki Fronte, Jimny, Cultus (Forsa), hingga dua generasi Karimun. Ada juga nenek moyang Suzuki Carry bernama Suzulight Carry FB dari tahun 1961.
Setelah puas melihat berbagai produk Suzuki dari masa ke masa, pengunjung disuguhkan proses produksi mobil Suzuki. Mulai dari rancangan desain, produksi komponen, hingga masuk proses assembly dan jadi sebuah kendaraan.

Bawa berbagai filosofi

Emblem Suzulight di Suzulight Carry FB 1961. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan
Perjalanan di dalam Plaza Suzuki menunjukkan manifestasi visual Monozukuri yang berarti sebuah filosofi manufaktur yang menekankan kualitas, presisi, serta dedikasi mendalam dalam proses produksi.
Dari mobil kecil pertama Suzuki, Suzulight SS, muncul pendekatan Sho-Sho-Kei-Tan-Bi yang mencerminkan lebih sedikit, kecil, ringan, sederhana, dan indah. Filosofi ini yang menjadi fundamental pengembangan mobil-mobil Suzuki kedepannya.
ADVERTISEMENT
Plaza Museum menjadi rekam jejak perjalanan panjang Suzuki dalam menghadirkan berbagai solusi, terbukti dari mesin tenun, hingga kendaraan mobilisasi penunjang kebutuhan sehari-hari.