PHK Massal Berlanjut, Nissan Akan Pangkas 10 Ribu Pekerja Lagi

14 Mei 2025 6:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pabrik Nissan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pabrik Nissan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Nissan Motor Corporation mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 10 ribu karyawan. Ini menambah dari jumlah sebelumnya sebanyak 20 ribu lainnya atau berkisar 15 persen dari total tenaga kerja perusahaan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, langkah itu merupakan buntut dari kelanjutan situasi yang tengah menimpa Nissan beberapa waktu terakhir. Pabrikan secara perlahan mulai kehilangan tajinya, penjualan di China yang melemah dan menyusutnya pasar di Amerika Serikat.
Rencana PHK massal itu sejatinya telah akrab dengan Nissan akhir-akhir ini. Awalnya mereka berniat memberhentikan 9 ribu tenaga kerja, kemudian menjadi 11 ribu orang, hingga pada akhirnya bertambah menjadi 20 ribu lebih sumber daya manusia.
Kondisi tersebut dikhawatirkan sebagai tanda semakin terpuruknya Nissan pada masa mendatang. Jenama Jepang itu melaporkan kerugian bersih sekitar 700-750 miliar yen atau setara dengan Rp 76-82 triliun. Kerugian tersebut berdasarkan tahun fiskal 2024 yang tercatat hingga Maret.
Pekerja India bekerja di jalur perakitan komponen kendaraan Datsun Go dan Renault Kwid di pabrik Renault Nissan Automotive India di Chennai pada tanggal 26 Oktober 2016. Foto: Arun SANKAR / AFP
Ada dua hal besar yang membuat Nissan gagal berkembang. Pertama di pasar terbesarnya Amerika Serikat, pabrikan tidak mampu memanfaatkan peluang tumbuhnya mobil elektrifikasi seperti hybrid dan Battery Electric Vehicle (BEV).
ADVERTISEMENT
Kemudian di China sendiri harus menghadapi persaingan sangat ketat dan cepat, Nissan berencana akan menghadirkan 10 model BEV baru lagi untuk menjawab tantangan tersebut. Selain PHK, penutupan pabrik di beberapa negara juga menjadi keputusan yang diambil.
Terbaru, Nissan akhirnya menghentikan rencana membangun pabrik baterai senilai USD 1,1 miliar di Jepang, yang semula diproyeksikan agar mobil listriknya dapat insentif dari pemerintah setempat. Satu pabrik Nissan di Thailand dan dua negara lainnya dinyatakan tutup.