Produsen Sepeda Motor Top Dunia Honda, Tak Kebal COVID-19
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada periode yang sama tahun lalu, Honda berhasil memperoleh 69,8 miliar yen atau Rp 9,6 triliun. Sedangkan tahun ini hanya 11,2 miliar yen.
Sementara dari sisi pendapatan (sales revenue) terkoreksi 48,5 persen, dari 533 miliar yen atau Rp 73,73 triliun, menjadi hanya 274,2 yen saja tahun ini.
Kuartal fiskal pertama, bisnis secara global mengalami stagnasi dan penurunan permintaan signifikan karena COVID-19. Ini juga turut mempengaruhi kondisi bisnis rajanya produsen sepeda motor di dunia, Honda.
Ini tentu sangat memukul Honda secara keseluruhan. Pasalnya bisnis sepeda motor menjadi penyumbang besar keuntungan Honda secara keseluruhan.
Pada tahun fiskal sebelumnya, bisnis motor punya marjin laba operasi mencapai 13,9 persen, dibandingkan mobil yang hanya 1,5 persen.
ADVERTISEMENT
"Sepeda motor murah menjadi fokus Honda, dan segmen ini paling terpengaruh oleh lambatnya pemulihan ekonomi di India dan Asia Tenggara," kata Hiroto Suzuki, partner di konsultan Arthur D. Little Japan," seperti mengutip Nikkei, (6/8)
Honda memegang pangsa pasar terbesar di dunia pada bisnis sepeda motor. Apalagi soal keuntungan, yang sudah jauh melampaui para pesaingnya.
Anjloknya penjualan sepeda motor Honda di Indonesia
Mengonfirmasi langsung ke General Manager Sales PT Astra Honda Motor (AHM) Ignatius Didi Kwok, dirinya mengutarakan performa di kuartal pertama (tahun fiskal) atau kuartal kedua 2020 (April-Juni), memang negatif.
ADVERTISEMENT
"Secara umum karena pandemi ini ini kondisi kuartal II tahun ini, tidak sebaik periode yang sama tahun lalu. Kami coba lihat ke depan dan market sudah mulai membaik," ucapnya kepada kumparan.
Kemudian sepanjang Januari-Juni 2020, distribusi Honda mencapai 1.458.663 unit, terkoreksi 39,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kami tidak mengelompokkan produk yang terdampak secara spesifik, karena pada dasarnya semua segmen kena dampak. Harapannya permintaan semua segmen bisa kembali membaik di semester II ini, sejalan dengan meningkatnya belanja pemerintah," tutur Didi.