Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia Rendah, di Bawah Thailand

24 Desember 2019 18:33 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kepemilikan mobil di Indonesia. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kepemilikan mobil di Indonesia. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Potensi pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia masih sangat besar. Mengingat rasio kepemilikan mobil di dalam negeri yang masih sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru sekitar 87 unit per 1.000 orang.
Angka tersebut masih sangat jauh lebih rendah, dibanding dua negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia yang mencapai 450 unit per 1.000 orang, dan Thailand 220 unit per 1.000 orang.
Suasana pada pameran GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Karena itu, masa depan penjualan mobil di Indonesia masih sangat menjanjikan. Misalnya saja, ada penambahan satu pada angka rasionya --87 ke 88 unit, berarti penjualan akan naik sekitar 260 ribu unit.
“Dengan populasi penduduk kita 260 juta jiwa, maka room to grow bagi industri ini begitu besar,” ungkapnya berdasarkan keterangan yang diterima kumparan, Senin (23/12).
ADVERTISEMENT

Goda pengusaha Taiwan

Iya punya modal potensi pasar yang sangat besar, Agus menargetkan Indonesia bakal jadi pusat pengembangan produksi kendaraan listrik di kawasan ASEAN pada tahun 2030.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang hadiri Pertemuan RPJMN 2020-2024 di Hotel Sultan,Jakarta. Foto: Elsa Toruan/kumparan
“Maka itu, salah satu fokus pemerintah adalah merumuskan dan menerbitkan kebijakan yang mendukung target tersebut. Kami berharap pelaku industri Taiwan ada yang berminat investasi di sektor otomotif,” ujarnya saat menghadiri Luncheon Meeting dengan para CEO dari perusahaan-perusahaan di Taiwan.
Pemerintah Indonesia membuka pintu kepada para investor yang ingin masuk ke Indonesia untuk menumbuhkan industri manufaktur, termasuk sektor otomotif.
Langkah ini guna memperkuat struktur industri di dalam negeri, mulai dari sektor hulu sampai hilir.