Riset: Masyarakat Pulau Jawa Lebih Pilih Mobil Bekas Ketimbang Baru, Anda Juga?

11 Juli 2024 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mobil bekas. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil bekas. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peneliti Senior dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Riyanto, mengungkapkan hasil riset yang menyatakan bahwa masyarakat Pulau Jawa punya pengaruh tinggi terhadap penjualan mobil bekas.
ADVERTISEMENT
“Tahun lalu, di Jawa itu kira-kira 60 persen lebih orang beli mobil bekas. Jadi, porsinya sejak 2013 itu, porsi penjualan mobil bekas mulai naik tinggi,” kata Riyanto saat memaparkan hasil risetnya di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Berdasarkan grafik Gaikindo yang diolah LPEM FEB UI proporsi mobil bekas pada tahun tahun 2029 sampai 2023 peningkatan mobil bekas diatas 50 persen. Pada grafik tahun 2020 mencapai 66,1 persen, tahun 2021 59,4 persen, tahun 2022 56,9 persen dan di tahun 2023 58,4 persen.
“Sekarang diprediksi sekitar 1,4 juta (mobil bekas sudah terjual). Jadi, market kita sebenarnya sudah 2 juta lebih. Cuma yang 1,4 juta nya ada di mobil bekas,”ungkapnya.
Ilustrasi mobil bekas. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Riyanto bilang, saat ini ada pergeseran membeli mobil bekas. Hal tersebut dikarenakan harga mobil baru tidak terjangkau dengan pendapatan masyarakat dan yang terjangkau harganya adalah mobil bekas.
ADVERTISEMENT
“Kalau punya duit juga maunya mobil baru. Udah di rumah punya segala macem, ada garasi, pasti pilih mobil baru,” katanya.
Lebih lanjut, dari hasil riset LPEM FEB UI memang perbedaan harga di pasaran antara mobil baru dengan mobil bekas itu ada perbedaan yang makin lebar.
Grafik penjualan mobil bekas. Foto: LPEM FEB UI dan Gaikindo
“Perbedaan harga mobil dan mobil bekasnya itu relatif. Depresiasinya cukup tinggi, jadi kalau pilihannya mungkin karena pendapatan, nggak naik tinggi, harga mobil barunya cukup besar gitu kan, pilihannya akhirnya mobil bekas,” pungkasnya.
“Pasar mobil bekas dalam sepuluh tahun terakhir, cara membelinya itu tidak beli kucing dalam karung. Bahkan cacatnya dikasih tahu sekarang dan dikasih garansi,” tuntasnya.